Pekanbaru, Suaralira.com -- Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri H Al Azhar atas nama Lembaga Adat Melayu Riau mengajak semua elemen masyarakat untuk kompak mendukung kebijakan pemerintah yang melarang mudik (pulang kampung) sempena Hari Raya ‘Idul Fitri 1442 H 2021.
Dukungan itu dapat diimplementasikan dengan cara membatalkan rencana kepulangan yang telah dibuat. Tidak hanya itu, diperlukan peran serta proaktif untuk menghimbau sanak-saudara, kaum-kerabat, dan handai-tolan berhari raya di tempat tinggal masing-masing.
Ajakan tersebut diserukan Datuk Seri H Al azhar, di Balai Adat LAMR Sabtu (1/5/2021), saat menerima secara simbolis 300 paket sumbangan beras dan bingkisan lebaran dari Persatuan Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Riau yang selanjutnya akan disalurkan kepada warga yang sangat memerlukannya.
Pada kesempatan tersebut, Datuk Seri Al Azhar mengatakan dalam sepuluh hari ini jumlah warga yang tertular virus Covid-19 di Riau menunjukkan peningkatan jumlah yang sangat mengkhawatirkan. Angka kematian (fatality rate) akibat virus itu di Riau meningkat cukup tajam.
Ruang-ruang perawatan ICU untuk pasien Covid-19 di rumah sakit rumah sakit Pekanbaru dikabarkan juga sudah penuh. Dan terakhir dikabarkan bahwa Satgas sedang menguji sampel dari salah satu pasien di Pekanbaru untuk mengetahui apakah varian baru Covid-19 yang lebih menular dan ganas sudah masuk ke Riau.
“Sudah sepatutnya, semua pihak meningkatkan ikhtiar mengatasi keadaan yang sangat memprihatinkan ini,” kata Datuk Seri Al azhar.
Dirinya mengingatkan agar warga lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan, dan semua jenjang serta sektor pemerintahan di Riau lebih tegas menegakkan aturan-aturan yang telah dibuat tentang penanggulan Covid-19 tersebut.
Berkaitan dengan disiplin warga yang sering dituding sebagai sebab utama peningkatan jumlah penularan, Datuk Al Azhar tidak membantahnya, bahkan mengemukakan pengamatan lapangannya, bagaimana longgarnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan-kegiatan seperti berbuka bersama yang dilakukan masyarakat di hotel-hotel, rumah-rumah makan, restoran, dan kafe-kafe di Pekanbaru. Aturan mengenai jarak dan menghindari kerumunan hampir semuanya diabaikan, dan jarang ada petugas tempat-tempat usaha itu yang mengingatkan pelanggannya.
“Disiplin itu persoalan klasik masyarakat kita. Lagipula, tekanan kejiwaan akibat sudah lebih setahun dikurung wabah niscaya menimbulkan kebosanan sosial yang teruk. Tapi pemerintah dan aparaturnya tak boleh bosan, dan masyarakat perlu mendukung langkah-langkah nyata pemerintah untuk mengatasinya, baik persuasif maupun represif,” tambahnya.
Selain menyokong penuh tindakan yang diambil pemerintah demi memastikan kebijakan dan aturan larangan pulang kampung itu berjalan sebagaimana mestinya, Datuk Al Azhar juga menghimbau aparat pemerintah terkait untuk mengingatkan tempat-tempat usaha agar memiliki petugas khusus untuk terus mengawasi dan mengingatkan pelanggannya agar menjalankan protokol kesehatan. (J Manik/sl)