Pejabat PUPR Kepulauan Meranti Sulit Ditemui, Terkesan Kucing-Kucingan. Bupati Harus Cermat Memilih Pejabat Berkompeten

SuaraLira.Com, Meranti -- Sulitnya menemui dan komunikasi  kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kepulauan Meranti, membuat awak media bertanya-tanya. Sebab, pejabat di PUPR terkesan kucing-kucingan untuk diminta tanggapan dan keterangannya terkait pekerjaan yang ada pada Dinas PUPR, Jumat sore (29/09/2023).
 
Plt Kepala Dinas PUPR Rahmat Kurnia dan Sekertaris Dinas Fajar Triasmoko ketika akan ditemui dikantornya diduga selalu tidak ada ditempat, lagi ada acara, ada rapat  dan dengan beragam alasan lainnya.
 
"Beberapa kali kami mendatangi kantor dinas PUPR, tapi jawabannya Kepala Dinas  selalu tidak berada ditempat, begitu juga dengan Sekdis Fajar Triasmoko juga tidak berada ditempat, lagi ada acaralah, ada rapat  dan dengan beragam alasan. Kami bersama anggota berjam-jam menunggu di kantornya, di telpon pun gak di angkat, nomor selalu ganti," ungkap SangSwito yang juga merupakan salah satu Ketua Organisasi Jurnalis Kepulauan Meranti.
 
Sang juga mendesak kepada Bupati Kepulauan Meranti, agar lebih cermat memilih dan meletakkan orang-orang Kepala dinas maupun kepala badan yang menjabat di lingkungan pemerintah kabupaten kepulauan meranti.
 
"Kepada Bupati Kepulauan Meranti, lebih bijak dan cermat dalam memilih Pimpinan Struktural di Dinas dan Badan. Pilihlah orang-orang yang berkomitmen di bidangnya, kemudian jangan pilih orang-orang yang suka cabut, keluyuran di jam kerja, saya perhatikan hampir semua dinas dan badan, pejabat kepala dan sekertaris selalu jarang ditempat. Hal ini akan memengaruhi kinerja pencapaian Visi Misi Bupati Kepulauan Meranti, maka alangkah baiknya segera evaluasi terutama bagian Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," katanya.
 
Ditempat yang sama, senada juga disampaikan Agus yang merasa kesel dan kecewa kepada kepala dinas PU, dari Pltnya Fajar hingga Rahmat tidak ada bedanya.
 
"Dari Fajar Triasmoko jadi Pltnya hingga Rahmat Kurnia mereka selalu sulit ditemui, padahal kami cuma ingin bertanya terkait pembangunan di wilayah kami, namun 10 x ini kami dah datang kesini akan tetapi tetap gk bisa dijumpai, kalau bisa orang-orang ini jangan dipakai pak, merusak aja," kata Agus yang merupakan warga desa banglas.
 
Bahkan, salah satu pengawai PUPR setempat yang standby di meja piket selalu memberikan jawaban, "maaf bang pak Kadis belum masuk kantor dan belum nampak, begitu juga dengan Seketeris," ucap singkatnya.(Sul/sl)