PEKANBARU (suaralira.com) - Wali Kota Pekanbaru, Firdaus menegaskan, Pemerintah Kota Pekanbaru komitmen mengatasi permasalahan sampah yang terjadi di Pekanbaru. Hal itu dibuktikan dengan mengalihkan dua manajemen sampah yakni, tentang pengangkutan dan retribusi sampah ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Pekanbaru.
"Pengangkutan dan retribusi sampah kami alihkan ke DKP, agar tertib dan tidak rancu seperti yang terjadi saat ini. Pengangkutan dan retribusi sampah yang dikelola saat ini dinilai tak jelas, ada yang dari perorangan, kelompok masyarakat bahkan ada dari Ormas (Organisasi Masyarakat). Inilah yang menyebabkan permasalahan sampah tak kunjung selesai-selesai," kata Wako.
Wako menegaskan, untuk retribusi mulai 1 Agustus mendatang diserahkan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan menggandeng LKM-RW sebagai mitra. Nantinya ada tiga kelas masyarakat yang dipungut retribusi sampah dengan tarif berbeda, dicontohkannya, kelas A, mampu Rp10 ribu, Sedang Rp7 ribu dan tidak mampu Rp5 ribu per bulannya.
Tidak seperti sekarang, retribusi sampah dipungut sampai Rp30.000 per kepala keluarga, mirisnya pungutan tersebut juga tidak masuk kedalam kas daerah. Untuk itulah dalam hal itu peranan RW menjadi kunci pokok demi mengatasi permasalahan sampah yang sempat menjadi momok di kota Bertuah.
Setelah kebijakan diterapkan, 1 Agustus nanti, wako menegaskan, tak ada lagi pihak- pihak yang dibenarkan mengangkut sampah, bila ditemukan ditindak sesuai Peraturan Daerah yang berlaku di Pekanbaru. Perangkat desa bersama masyarakat diminta untuk aktif mengawasi.
"Bagi yang main-main akan kita tindak, kalau ada yang menerima upah tapi tidak memikirkan kebersihan atau kerja asal jadi saja, orang seperti itulah yang harus dirubah mindsetnya. Semoga di bulan Agustus nanti Pekanbaru tenang dari permasalahan sampah," tegas wako.
Ditambahkannya, untuk permasalahan sampah di Pekanbaru sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Pekanbaru. Seluruh masyarakat harus punya keinginan untuk bersih, pasalnya, persoalan itu tak bisa diselesaikan sendiri meski dia menjabat sebagai walikota.
"Mana mungkin masalah sampah saya tanggung sendiri, Firdaus cuma satu orang, sedangkan yang membuat sampah di Pekanbaru sebanyak 1,1 juta orang. Kalau 1,1 juta orang masyarakat Pekanbaru tidak punya keinginan untuk bersih, mana mungkin Firdaus bisa menyelesaikannya, jadi sekali lagi saya katakan, negara maju itu bukan karena pemerintahnya yang hebat, tapi masyarakatnya yang hebat," kata wako.
Artinya kalau masyarakat juga belum bisa hebat, wako meminta untuk menyelesaikan persoalan sampah yang terjadi secara bersama, apapun pembangunan yang akan dilakukan harus didukung masyarakat. Kalau pemerintah tidak didukung masyarakat dengan keinginan yang sama, pemerintah dan negara tidak akan pernah menjadi maju. (Adv)