PARIS - Sebelum melakukan aksinya, pelaku serangan teror di Nice, Mohamed Bouhlel diyakini dua kali mengunjungi tempat kejadian dengan menggunakan truk sewaan. Hal itu dilakukannya dua hari jelang perayaan Hari Bastille atau hari penyerangan.
Pernyataan ini datang dari sumber pengadilan, seiring penangkapan terhadap dua orang terkait serangan teror yang menewaskan setidaknya 84 orang dan menyebabkan lebih dari 200 orang terluka, seperti dilansir SindoNews, Minggu (17/07/2016).
Hingga saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki apakah Mohamed Bouhlel beraksi sendiri atau mendapat bantuan dari orang lain. Bouhlel sendiri tewas ditembak oleh polisi setelah kejadian itu.
Sementara itu, seorang pria dan seorang wanita ditahan di Nice pada hari Minggu pagi. Penangkapan mereka mengikuti penahanan lima orang lainnya sejak tragedi itu, termasuk mantan istri Bouhlel.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan teror di Nice. Dalam laporan yang dimuat oleh media besutan kelompok ekstrimis itu, Amaq, ISIS menyatakan Bouhlel adalah salah satu 'tentaranya.'