Bahas Terorisme Bersama Myanmar

Indonesia Tawarkan Konsep Bela Negara

VIENTIANE, SUARALIRA.com - Masalah terorisme membutuhkan kerja sama antara negara. Kerja sama tersebut terutama terkait dalam bidang saling berbagai informasi.
 
Indonesia menyampaikan bentuk pendekatan bela negara untuk mengatasi terorisme.
 
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Myanmar Letjen Sein Win, Selasa (15/11/2016) membahas tentang pentingnya penanggulangan terorisme.
 
Kedua negara, sebagai mana berbagai belahan dunia lain, memiliki masalah yang sama tentang peliknya menghadapi modus teror. Salah satu fenomena global kerap terjadi adalah serangan terhadap aparat.
 
Sein Win mengucapkan terima kasih atas hubungan baik dengan Indonesia selama ini. Ia mengharapkan, kerja sama dapat ditingkatkan terkait dengan jaringan global terorisme.
 
Di Myanmar, beberapa waktu lalu, pos perbatasan Myanmar-Bangladesh diserang oleh kelompok teroris bersenjata. Kerja sama yang diharapkan untuk bisa ditingkatkan adalah terkait dengan tukar menukar informasi intelijen.
 
Ryamizard Ryacudu mengatakan, upaya penanggulangan terorisme harus dilakukan bersama-sama, terutama sesama negara ASEAN demi keamanan di kawasan.
 
Ia berbagi pengalaman, kalau saat ini Indonesia menggunakan cara bela negara untuk mencegah terorisme.
 
Ryamizard mengatakan, ia yakin kalau terorisme tidak bisa diatasi dengan kekerasan atau pun senjata.
 
“Kekuatan militer hanya selesaikan 1 persen dari masalah teroris. Sisanya harus dilakukan oleh rakyat,” kata Ryamizard.
 
Menurut Ryamizard, untuk kawasan ASEAN, masalah terorisme adalah ancaman yang nyata. Hal ini bisa terjadi sewaktu-waktu di kawasan.
 
Menurutnya, segala upaya menanggulangi terorisme dengan intelijen, regulasi, dan tim militer anti teror tidak seefektif kalau pencegahan terorisme dilakukan di level masyarakat.
 
Hal inilah yang menjadi dasar program bela negara yang dilaksanakan Kementerian Pertahanan. Ia mengatakan, pihaknya menentang tindak kekerasan apalagi yang dilaksanakan atas nama agama.
 
Untuk itulah, diadakan program bela negara untuk membuat masyarakat memiliki nilai-nilai yang kuat dalam menghadapi pengaruh dari luar. (kpc/sl)