Dibobol, CPU Komputer KPUD Pekanbaru Hilang

PEKANBARU (suaralira.com) - Central Processing Unit (CPU) Komputer di ruang ketua dan ruang hukum Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Pekanbaru hilang. Peristiwa ini diketahui Senin pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB oleh petugas KPU Pekanbaru yang beralamat di Jalan Arifin Achmad.
 
Kini pihak Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menyelidiki motif hilangnya dua unit CPU Komputer di Kantor KPUD Kota Pekanbaru. "Sudah kita turunkan tim ke Gedung KPUD untuk olah tempat kejadian perkara," kata Wakil Kepala Polresta Pekanbaru, AKBP Ady Wibowo di Pekanbaru, Senin (18/07/2016).
 
Seperti dilansir antarariau, pada Senin pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB, petugas KPU Pekanbaru yang beralamat di Jalan Arifin Achmad dikejutkan dengan terbukanya salah satu pintu. Uniknya, pintu tersebut terbuka dengan tanpa kerusakan. 
 
Pintu geser kaca hitam tersebut terlihat terbuka secara paksa. Meski begitu, Ady Wibowo mengatakan berdasarkan laporan sementara peristiwa hilangnya komputer itu hanya merupakan aksi pencurian biasa. 
 
"Dugaan sabotase tidak ada. Data-data yang sifatnya penting, tidak akan mungkin disimpan dalam satu tempat, kalau kita bisa nilai memang motif ekonomi," jelasnya.
 
Akan tetapi, berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, si pencuri yang masih dikejar petugas itu hanya menyasar dua unit CPU. Padahal di lokasi kejadian masih banyak alat elektronik lainnya seperti televisi dan layar komputer yang tidak diambil.
 
Untuk itu, ia mengatakan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. 
 
Sementara itu, komisioner KPU Kota Pekanbaru, Dra Yelli Nofiza kepada wartawan mengatakan pencurian itu awalnya diketahui oleh petugas kebersihan. Dengan kehilangan CPU itu, dia mengatakan data-data penting pasti ada yang hilang. "Seperti data SK pada ruang hukum," katanya. 
 
Akan tetapi, dia mengatakan data yang hilang itu merupakan data legislatif lama dan tidak ada kaitannya dengan data pemilihan wali kota Pekanbaru yang akan diselenggarakan pada 2017 mendatang. 
 
"Pelaksanaan Pilwako tidak pengaruh karena itu bukan data Pilwako melainkan data lama," jelasnya.