JAKARTA (suaralira.com) – Smart city atau kota pintar tidak hanya persoalan Teknologi Informasi atau IT, tetapi Kota pintar berkaitan langsung dengan persoalan manusianya. Sebuah kota bisa menjadi kota pintar kuncinya adalah cara berpikir atau mindset maasyaraktnya serta political will penyelengara pemerintahan.
Hal itu ditegaskan oleh Prof Suhono Harso Supangkat Ketua Forum Smart City Indonesia, saat menjadi narasumber pada work shop Indonesian Smart Nation Dialogue, yang digelar NetApp, Lintasarta dan Avnet, Kamis (4/8/2016) di Sahid Jaya Jakarta, dimana Pemko Pekanbaru mengirim Tiga utusan perwakilan masing-masing yaitu Dedi Gusriadi Asisten Pembangunan, Firmansyah Eka Putra Kabag Pembangunan, dan Mawardi Kasubag Kehumasan.
Prof Suhono menegaskan bahwa pemerintahan Kota tidak akan pernah bisa mewujudkan Kota pintar apabila tidak mampu mengendalikan tiga hal yaitu mindset masyarakat, Teknologinya, dan tatakelola.
“Mindset masyarakat sangat menentukan dalam mewujukan seluruh program-program startegis penerintah, dan ditopang oleh teknologi yang memadai serta tatakelola yang sudah professional dan skil, ujar Prof Suhono yang juga disertai narasumber lainnya yakni Pimpnan Coman Center Bandung, dari Qlue, Lintasarta, NetApp dan Avnet.
Ditambahkan Prof Suhono bahwa, selain tiga faktor penting diatas, ada satu hal lagi instrument yang diperlukan yaitu political will, atau semangat dan keinginan dari kepala daerah atau penyelenggara pemerintahan.
“Walikota harus tegas dan selalu memberikan penekanan kepada jajarannya agar merealisasikan pelayanan yang cerdas dan pintar dengan sistim pengelolan yang mudah dan cepat merespon suara serta informasi dari masyarakat,’’ ulas dosen ITB ini.
Sementara itu, Dedi Gusriadi Asisten Perekonomian yang didampingi Firmansyah Kabag Pembangunan menjelaskan bahwa dari upaya pembangunan smrat city sudah waktunya dilaksanakan di pekanbaru mengingat saat ini pekanbaru saat ini telah berubah menjadi kota Metroplitan yang menerapkan Kota MICE dan menjadi kota tujuan investasi terbaik di Indonesia.
“Bapak Walikota sudah menyiapkan percepatan pembangunan smart city, seperti pemasangan fiber optic yang sudah terpasang 100 KM, serta sejumlah aplikasi yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat seperti perizinan, UMKM, IMKM, serta pengaduan dan pelaporan, dan informasi, hanya saja selama ini s emua data yang dimaksud belum terintegritas,’’ ujar Dedi seraya menegaskan akan segera menyampaikan hasil kajian tersebut kepada Walikota. (mcp/sl)