Selain 5 Provinsi, Riau Siaga Darurat Karhutla

JAKARTA, SUARALIRA.com - Pemerintah kembali menetapkan enam provinsi dalam status siaga darurat kebakaran lahan. Hal ini terkait musim kemarau dan sejumlah titik panas terpantau muncul di beberapa titik yang rawan kebakaran lahan, kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar di kompleks Istana Negara, Jl Veteran, Jakpus, Selasa (23/08/2016).
 
 
"Benar ada siaga darurat, dan lebih awal itu Provinsi Riau, Kalbar, Sumsel, kemudian Jambi. Jika dilihat dari ramalan cuaca BMKG, memang wilayah Sumatera di bagian tengah itu sangat kering. Cuma sekitar 20-30mm saja curah hujannya. Curah hujan 100 mm saja itu sudah dianggap kering. Itu berarti termasuk sebagian wilayah Riau, Danau Toba, lalu sebagian Sumsel." 
 
Ditegaskan Siti, pihaknya terus memantau persebaran hot spot (titik panas) di beberapa wilayah sudah sempat terjadi kebakaran lahan. Namun hal tersebut bisa cepat diatasi.
 
"Kalau ada, pasti dimonitor, kemudian tim terpadu jalan, satgas jalan, dimatikan, lalu udah selesai. Jangan sampai kebakaran lama. Memang ada beberapa kasus di Riau, Bengkalis, Rokan Hilir, Kalbar, tapi tiga hari sudah mati (hotspotnya) . 36 ha di Sumatera Barat, sehari juga sudah mati. Sesuai perintah Pak Presiden, kalau ketemu langsung matikan," jelasnya.
 
Penetapan status siaga darurat, menurut Siti, dilakukan untuk mempermudah penanganan kebakaran. Siti menjelaskan saat sudah ada status siaga darurat, maka dana yang 'ready on call' di BNPB bisa digunakan untuk memadamkan api.
 
"Kalau bicara siaga darurat, itu maksudnya untuk mempermudah mobilisasi fasilitas. Kenapa? dalam UU Bencana Alam, ada segmentasi penyelesaian penanganan, mulai ada pencegahan, kebiasaan, hingga darurat. On call budget yang siap pakai juga ada, tapi adanya di BNPB. Nah, itu ada syarat dokumen administrasi seperti surat gubernur dan bupati untuk situasi darurat," tegasnya.
 
Periode siaga darurat karhutla masing-masing provinsi adalah Riau (1/3/2016 – 30/11/2016), Jambi (27/7/2016 – 14/10/2016), Sumatera Selatan (7/3/2016 – 30/11/2016), Kalimantan Barat (1/6/2016 – 1/9/2016), Kalimantan Tengah (11/7/2016 – 8/10/2016), dan Kalimantan Selatan (15/8/2016 – 15/11/2016). Gubernur Kalimantan Barat telah menyiapkan perpanjangan masa siaga darurat karhutla di Kalimantan Barat hingga November 2016.
 
Sementara itu Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan adanya status siaga darurat ini lebih memudahkan BNPB untuk memobilisasi alat. Saat ini, BNPB sudah menyiagakan 8 helikopter yang siap diterjunkan bila muncul titik api.
 
"BNPB telah mengerahkan 8 helikopter water bombing, 2 pesawat water bombing dan 2 pesawat hujan buatan. Di Riau ditempatkan 3 heli water bombing, 2 pesawat water bombing dan 1 pesawat Casa hujan buatan sejak. Total 21,7 juta liter air yang dijatuhkan heli dan pesawat water bombing untuk padamkan karhutla di Riau sejak 1/4/2016 hingga sekarang," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya.
 
"Di Sumatera Selatan, BNPB menempatkan 2 heli water bombing dan 1 pesawat hujan buatan. Di Kalimantan Tengah ditempatkan 2 pesawat heli water bombing, dan di Kalimantan Barat ditempatkan 1 heli water bombing. BNPB sedang mempersiapkan pengiriman 1 heli water bombing dan 1 pesawat hujan buatan untuk dioperasikan di Kalimantan Barat," ungkap Sutopo.  (dt/sl)