Indonesia Perlu Perenungan

“MPR Berdzikir" Dihadiri 2000 Warga

JAKARTA, SUARALIRA.com - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan bangsa Indonesia perlu melakukan komplentasi diri agar tujuan hidup bernegara dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perhelatan "MPR Berdzikir" dengan melibatkan dua ribuan jamaah tabligh pimpinan Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf dan masyarakat serta PNS di lingkungan Setjen MPR di Gedung MPR, Senin (29/08/2016) semalam,  merupakan upaya perwujudan dari program-program MPR dalam berdemokrasi.
 
"Kita perlu kontemplasi. Bersyukur dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim. Dengan MPR berdzikir diharaopkan agar program-program MPR yang ada bisa terimplementasi baik. Ini juga bagian dari ucapan selamat bahwa kemederkaan yang telah kita lalui selama 71 tahun," kata Zulkfili Hasan disela-sela acara "MPR Berdzikir" di halaman gedung DPR.
 
Seluruh pimpinan MPR turut hadir berdzikir diantaranya Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Hidayat Nur Wahid, Mahyudin, dan E.E Mangindaan.
 
Menurut Zulkifli melalui komplentasi atau merenung, dia berharap ada ketulusan niat dari para anak bangsa untuk kembali merenung tentang apa-apa yang telah dikerjakan dan diperbuat untuk bangsa dan negara ini.  "Adahal-hal yang perlu kita kerjakan, perlu waku. Tentu kita ditugaskan oleh Undang-Undang Dasar untuk membangun karakter bangsa. Ini terus menerus akan kami upayakan," tegasnya.
 
Sedangkan Hidayat Nur Wahid mengatakan dzikir bersama yang diinisiasi pimpinan MPR ini merupakan sejarah baru dari periode kepemimpinan MPR dalam melaksanakan amanat amandemen UUD 1945 agar MPR untuk mensosialisasikan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI. 
 
"Ini adalah sejarah baru. Dulu-dulu sosialisasi empat pilar ada wayangan, pidato. Tapi sekarang dengan dzikir. Ini dilakukan agar semua saling melengkapi," kata Hidayat yang juga Ketua MPR RI periode 2004-2009.
 
Tak hanya itu, MPR Berdzikir juga menjadi bukti bahwa pimpinan MPR berupaya menjadilkan Ketuhanan Yang Maha Esa dapat masuk dan menemukan bentuk dalam aspirasi beragma. "Mudah-mudahan kita akan dilembutkan hati kita dalam wadah Bhineka Tunggal Ika," katanya.
 
Sama seperti Zulkifli, Hidayat juga berharap dengan berdzikir maka diharapkan semua pihak akan kembali berkontemplasi atau melakukan perenungan. " Diharapkan agar menjadi perenungan dalam berbangsa dan bernegara, MPR, DPR dan DPD, Presiden, Gubernur, walikota dan semua elemen negara untuk  menjadikan amanah rakyat sebagai hal yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Hidayat.
 
MPR berdzikir juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk mencegah agar semua pihak jangan lagi saling tuding. "Ini untuk menjaga amanah.  Agar demokrasi yang kita jalankan suskes. Supaya tidak ada anak bangsa yang mengambil jalan salah dengan dengan mengambil jalur terorisme dsan anarkisme,"  kata Hidayat. 
 
Sementara  E.E Mangindaan mengatakan dinamika di masyarakat menuntut MPR harus menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. "Karena MPR itu kan Majelis Permusyawaratan yang mewadahi aspirasi rakyat. Jadi bagaimana MPR bisda memberikan yang terbaik untuk membangkitkan nasiolisme. Salah satunya ya dengan kegiatan religius di masyarakat seperti ini," kata anggota MPR/DPR dari daerrah pemilihan Sulawesi Utara ini yang dikenal sebagai penganut  Kristen yang taat ini. (bbg/sl)