KETIKA akhirnya berhasil menyelesaikan pekerjaan yang menguras otak seringkali seseorang merasa lapar yang luar biasa. Hingga tanpa disadari porsi yang dikonsumsi bisa menjadi lebih dari biasanya.
Kalau sekali-dua kali mungkin tak jadi soal. Lantas bagaimana bila ini kerap terjadi dalam keseharian? Tahu-tahu bobot Anda naik drastis karenanya. Namun menurut peneliti dari University of Alabama, hasrat makan besar ini dapat disiasati dengan berolahraga.
Kesimpulan ini didapat setelah peneliti melakukan percobaan dengan melibatkan sejumlah mahasiswa. Masing-masing dari mereka diminta menyelesaikan tes yang menguras otak. Setelah itu mereka diberi kesempatan untuk berolahraga atau beristirahat selama 15 menit.
Penentunya ada pada 'percobaan' yang dilakukan peneliti berikutnya. Seluruh responden kemudian ditraktir makan siang dengan menu all-you-can-eat.
Dalam sesi terpisah, peneliti juga meminta responden untuk beristirahat lalu makan menu all-you-can-eat yang sama agar dapat diamati seberapa besar napsu makan responden selepas mengerjakan tes.
"Responden yang makan setelah beristirahat bisa menghabiskan makanan 400 kilojoule lebih besar daripada rata-rata," ungkap peneliti William Neumeier seperti dilaporkan ABC Australia.
Sebaliknya, mereka yang sempat berolahraga mengonsumsi 100 kilojoules lebih sedikit dari rata-rata. Kilojoule merupakan ukuran berapa banyak energi yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.
Menurut peneliti, ini karena salah satu sumber energi otak yang bernama laktat dan dihasilkan saat melakukan aktivitas fisik yang intens mampu 'mengisi ulang' energi di otak yang habis setelah mengerjakan tes. Dengan begitu, yang bersangkutan juga tak punya keinginan untuk makan berlebihan.
"Implikasinya pun jelas pada masyarakat dewasa ini, karena lingkungan kerja saat ini lebih banyak sedenter tetapi membutuhkan kinerja otak yang tinggi," lanjut Neumeier.
Akibatnya, begitu jam istirahat tiba, si pekerja kantoran, misalnya, akan mengonsumsi makanan lebih banyak dari porsi biasanya, dan mereka cenderung makan di tempat atau enggan meninggalkan mejanya. Jika kebiasaan ini dibiarkan dan berlarut-larut maka bisa memicu obesitas. (dt/sl)