Banjir, Pengusaha Keluhkan Terigu Impor dari Turki

JAKARTA, SUARALIRA.com - Pengusaha tepung terigu yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), sore ini bertemu dengan Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto. 
 
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Loppies, mengatakan pertemuannya tersebut dilakukan untuk menyampaikan keluhan atas banjir terigu impor, khususnya asal Turki. Terigu impor tersebut jadi tekanan industri-industri penggilingan gandum di dalam negeri lantaran harga terigu impor jauh lebih murah.
 
"Hari ini kami bertemu dengan Pak Menteri, melaporkan mengenai perkembangan industri terigu. Salah satunya juga kami jelaskan impor gandum meningkat," kata Ratna di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (16/9/2016).
 
"Masih Turki paling besar. Dia punya kebijakan tata niaga lindungi industri dalam negerinya yang butuh gandum banyak dari luar. Dia kasih kuota impor untuk gandum, tapi harus memenuhi kuota ekspor yang ditetapkan," imbuhnya.
 
Diungkapkannya, sepanjang 6 bulan terakhir, produk terigu impor mengalami peningkatan signifikan. Impor terigu dari Turki pada Januari-Juni 2016 sebesar 56.171 metrik ton atau senilai US$ 14,36 juta, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 28.622 metrik ton senilai US$ 8,08 juta. 
 
"Peningkatan di 6 bulan pertama sangat pesat dari tahun lalu," jelas Ratna. 
 
Selain banjir terigu asal Turki, pasar dalam negeri juga dibanjiri terigu asal Ukraina yang sampai pertengahan tahun ini impornya sudah mencapai 22.065 metrik ton, diikuti Sri Lanka sebesar 9.073 metrik ton, dan India 1.146 metrik ton. 
 
"Dibandingkan dengan tahun 2015, sampai pertengahan tahun 2016, impor yang asalnya dari Turki, Ukraina, Sri Lanka, dan India naiknya 103%," pungkas Ratna. (dt/sl)