Iran Tolak Permintaan Jerman untuk Damai dengan Israel

TEHERAN – Pemerintah Iran dilaporkan telah menolak permintaan Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel untuk mengakui Israel. Permintaan itu dilontarkan Jerman sebagai syarat untuk menormalisasikan hubungan dengan Jerman. 
 
Permintaan itu dijawab langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran. Ia mengatakan bahwa Republik Islam Iran “tidak akan pernah” mengakui Israel hanya sebagai syarat untuk menormalisasikan hubungan dengan Jerman.
 
“Hubungan antara Iran dan Jerman adalah didasarkan pada saling menghormati dan kepentingan. Karena itu, tidak ada syarat yang dapat diterima dalam hal ini,” ujar Juru Bicara Iran Bahram Qasemi, sebagaimana dilansir Arutz Sheva, Minggu (2/10/2016).
 
“Iran menganggap membela hak-hak rakyat Palestina sebagai prinsip kebijakan luar negeri. Iran tidak akan pernah dan dalam kondisi apapun tidak akan pernah meninggalkan Palestina,” tambahnya. “Republik Islam Iran tidak akan pernah mengizinkan negara manapun untuk mencampuri urusan luar negeri,” tegas Qasemi.
 
Permintaan menteri Jerman itu datang saat ia melakukan wawancara dengan sebuah media di Jerman menjelang kunjungannya ke Iran. Dalam pernyataannya, Gabriel mengatakan bahwa Iran hanya dapat memiliki hubungan yang normal dengan Jerman ketika Iran mengakui hak Israel. 
 
Pada tahun lalu, Gabriel juga meminta hal serupa sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Iran. Menurutnya, Iran harus mengakui Israel dengan agar dapat memiliki hubungan ekonomi dengan Jerman. "Mempertanyakan hak (Israel) untuk ada adalah sesuatu yang kami (Jerman) tidak bisa terima," tegas Gabriel. (okz/sl)