Beijing (suaralira.com) - Wabah flu burung (avian influenza) yang menyerang Asia Timur sudah memakan korban jiwa. Dua orang di China dilaporkan meninggal setelah terinfeksi flu burung.
Juru bicara otoritas kesehatan China, Mao Qunan, mengatakan dua orang yang meninggal berasal dari Provinsi Anhui. Wabah flu burung H7N9 diketahui menyerang Anhui sejak 8 Desember 2016 lalu, yang membuat ribuan unggas dimusnahkan di provinsi tersebut.
"Laporan saat ini menyebut ada 7 orang yang terinfeksi flu burung, dan dua di antaranya meninggal dunia. Sampai saat ini kasus hanya terjadi di Anhui. Namun jika wabah ini membesar dan skalanya meningkat, kami akan memberikan perhatian tambahan," tutur Mao, dikutip dari Reuters.
Kematian dua orang tersebut merupakan babak baru dari wabah flu burung yang merebak sejak musi dingin. Hongkong, Shanghai dan kota-kota besar lainnya sudah mendapat laporan soal infeksi flu burung ke manusia, namun belum ada yang dilaporkan meninggal.
Virus H7N9 sendiri merupakan virus yang sulit menular dari manusia ke manusia. Hal ini membuat otoritas China masih memprioritaskan penghentian perdagangan unggas dan pemusnahan unggas yang tergolong berisiko terinfeksi flu burung.
Sebelumnya diberitakan, Jepang dan Korea Selatan juga menghadapi wabah flu burung terburuk sepanjang sejarah. Flu burung diketahui menginfeksi unggas di peternakan melalui burung-burung liar yang bermigrasi.
Kementerian Pertanian Korea Selatan pada Senin (19/12) lalu mengatakan sekitar 2,4 juta unggas sudah dimusnahkan. Sehingga total sudah ada 18,4 juta unggas yang dimusnahkan sejak wabah flu burung terjadi pada pertengahan bulan November lalu.
Selain Korea Selatan, negara tetangganya Jepang juga mengalami wabah yang sama. Otoritas Jepang baru saja memusnahkan sekitar 210.000 ayam dari sebuah peternahan di kota Shimizu, sebelah utara pulau Hokkaido. Sejak wabah menyerang di awal November, total sudah ada 800.000 ayam yang dimusnahkan. dtk/sl