JAKARTA, SUARALIRA.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menekankan betapa pentingnya aspek keamanan di sebuah negara. Menurut Tito, pembangunan tak dapat berjalan jika keamanan ada dalam keadaan tak stabil.
Hal tersebut disampaikan Tito di depan para Chief Marketing Officer (CMO) yang tergabung dalam CMO Club Jakarta, di Gedung Bhayangkari, Jl Sanjaya, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).
"Kewajiban pemerintah memberikan perlindungan rakyat. Kesejahteraan bisa dengan proses pembangunan, pembangunan tak bisa berjalan jika terjadi instabilitas keamanan," ujar Tito.
Tito menyebut, keamanan adalah hal yang harus dikelola dengan baik dan diinvestasikan. Pemerintah berkewajiban meningkatkan kesejahteraan rakyat, salah satunya lewat aspek keamanan.
"Kita tahu betapa mahalnya keamanan, keamanan perlu diinvestasi dan dikelola. Pembangunan negara dibuat salah satunya ada kontrak sosial antara pemerintah dan rakyat, pemerintah berkewajiban meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Tito.
Tito menuturkan, bisa saja kontrak sosial putus jika ada ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.
"Rakyat berhak menuntut memenuhi kebutuhan dan mengikuti perintah pemerintah. Namun saat pemerintah gagal, kontrak sosial dapat diputus. Kasus 98 terjadi people power, terjadi putus kontrak sosial ketika masyarakat tidak percaya pemerintah," tuturnya.
Indonesia menurut Tito sudah cukup stabil dari segi keamanan. Sesekali ada dinamika, namun masih dalam skala yang tak begitu besar.
"Demikian penting aspek keamanan, saya melihat pada saat ini relatif keamanan Indonesia cukup stabil. Tak seperti saat peristiwa Ambon, Poso, bom bom awal tahun 2000. Ada dinamika dalam skala kecil, tapi tidak ada konflik besar," jelas Tito.
Regional Asia Tenggara juga dinilai Tito cukup stabil dan menjadi salah satu regional yang aman untuk berinvestasi. Hal ini disebabkan segala konflik yang terjadi antar negara di ASEAN masih dapat diselesaikan dengan cara diplomasi.
"Region Asia tenggara relatif stabil, karena tak ada konflik perang. Mekanisme penyelesaian konflik dengan adanya Asean. Ada sengketa perbatasan Indonesia dengan Singapura, Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Filipina, Indonesia dengan Tim-tim, Laos dengan Thailand, tapi tidak satupun dengan perang terbuka, semua dengan diplomasi," tandasnya.
Beberapa tokoh yang hadir dalam acara tersebut adalah chairman PT Datascript Joe Kamdani, pakar marketing Hermawan Kartajaya. Dari kepolisian pun juga tampak hadir mantan Kapolri Jenderal (Purn) Awaloedin Djamin dan sejumlah jenderal bintang satu hingga bintang tiga kepolisian. (dtc/sl)