KAMPAR (suaralira.com) - Sekitar 40 kasus DBD di Kabupaten Kampar, yang tersebar di Kecamatan, satu diantaranya telah meninggal dunia akibat serangan DBD berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Hal ini diungkapkan Kadis Kesehatan dr. Harris melalui Kabid P2PL dr. Desi, Jumat (24/2).
”Beberapa Kecamatan yang terdapat kasus DBD, yakni Kecamatan Bangkinang sebanyak 7 orang, Kecamatan Kuok sebanyak 5 orang, kecamatan Tapung Hulu 1 orang, Kecamatan Kampar sebanyak 4 orang, Kecamatan Gunung Sahilan sebanyak 3 orang, Kecamatan Bangkinang Kota sebanyak 2 orang, Kecamatan Kampar Utara sebanyak 2 orang, Kecamatan Kampar Timur sebanyak 2 orang, kecamatan Salo sebanyak 2 orang, kecamatan Siak Hulu 1 orang, kecamatan Tapung 1 orang, kecamatan Koto Kampar Hulu 1 orang, dan kecamatan XIII Koto Kampar 4 orang,” ungkap dr. Desi.
Menurutnya iklim yang tidak stabil merupakan salah satu pemicu kasus Demam berdarah ini semakin bertambah, apalagi dengan curah hujan yang semakin tinggi saat ini, untuk itu masyarakat diminta harus tetap waspada terhadap sebaran virus DBD ini.
”Saat ini dinas kesehatan tengah gencar-gencarnya melakukan sosialisasi melalui puskesmas puskesmas di setiap kecamatan untuk memberikan edukasi tentang bagaimana cara pemberantasan sarangan nyamuk DBD ini,” ungkapnya, sebagaimana dilansir kamparkab.go.id.
Disamping itu, saat ini dinas kesehatan juga meninjau langsung ke desa desa untuk mensosialisasikan bagaimana cara meminimalisir wabah DBD yang sekarang sudah cukup meresahkan, salah satunya dengan cara mempratekkan lavitrap. Dijelaskan dr. Desi, Lavitrap ini merupakan alat perangkap nyamuk yang cukup efektif untuk membasmi nyamuk DBD.
”Sudah sejumlah desa kita kunjungi, baru baru ini kami berkunjung ke desa Ganting Damai dan desa Siabu untuk mensosialisasikan dan menerapkan cara efektif membasmi nyamuk DBD tersebut,” bebernya.