BEKASI (suaralira.com) - Perlombaan baca Musabaqah Kitab Kuning (MKK) tahun 2017, saat ini sudah memasuki proses tahap pembukaan seleksi untuk para peserta yang berasal dari santri pondok pesantren (Ponpes) di seluruh Indonesia.
Dalam perlombaan membaca MKK ada beberapa kitab terdiri dari Ihya Ulumiddin karya Imam al-Ghazali, tetapi empat kitab berbeda, yakni Fath al-Qarib, Nadham al-Imrithi, Ihya Ulumiddin, dan Alfiyah Ibn Malik yang memiliki berbagai kategori ataupun kriteria untuk peserta, dan itu menjadi penilaian para juri terhadap peserta.
Sekretaris DKC Garda Bangsa, Kota Bekasi, Eri Mutawalli mengatakan, ini sebagai komitmen Garda Bangsa untuk menjadikan MKK sebagai budaya Indonesia. Terlebih membaca MKK adalah sebuah tradisi yang perlu dilestarikan, sebagai penguat bangsa.
"MKK 2017 merupakan wujud konsistensi Garda Bangsa sebagai organisasi pokok yang memayungi Garda Santri, dan PKB untuk mempertahankan, serta mengembangkan tradisi keilmuan pesantren yang selama ini mewarnai kehidupan muslim di Indonesia," jelasnya.
(oto/sl)