Redakan Ketegangan Sosial, MPR RI Didesak Bentuk Cyber Army

YOGYAKARTA, suaralira.com - Desakan kepada MPR RI agar memaksimalkan media sosial semakin nyaring terdengar. Bukan cuma terkait kepentingan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, tetapi juga untuk membantu pemerintah meredakan ketegangan sosial yang kerap terjadi karena isu tertentu beredar media sosial.
 
Demikian salah satu usulan yang mengemuka dalam Media Expert Meeting yang diselenggarakan Sekretariat Jenderal MPR RI di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (15/5). Media Expert Meeting dihadiri sebanyak 22 delegasi media nasional, baik cetak, online, radio maupun televisi.
 
Sekretaris Jenderal MPR RI, Ma'ruf Cahyono, dan Kepala Biro Humas Sekjen MPR RI, Siti Fauziah, hadir langsung di tengah para jurnalis untuk mendengarkan masukan dan mendiskusikan jalan keluar dari isu-isu yang krusial.
 
Dalam diskusi berkembang usulan agar MPR memperkuat peran dan fungsinya melalui internet, lebih konkretnya memanfaatkan media sosial seperti facebook dan twitter. Sebab, data penelitian internasional menunjukkan Indonesia berada pada urutan lima dunia sebagai negara dengan pengguna media sosial paling "cerewet".
 
"Media sosial sangat berperan, bahkan mengambil alih peran politisi yang tidak dipercaya masyarakat. MPR perlu mengaktifkan media sosial. Humas MPR harus membentuk pola kerja yang modern misalnya dengan pembentukan cyber army," kata seorang peserta dalam sesi diskusi.
 
Dalam diskusi juga berkembang usul agar Humas MPR RI menerjemahkan konsep Empat Pilar MPR RI lewat proyek film pendek yang dikonteskan. Selain itu, menyebarkan konten berita yang menarik dengan menggabungkan visual dan teks, serta memanfaatkan public figure sebagai duta Empat Pilar.
 
Kebanyakan peserta pun mengungkapkan keprihatinan mereka atas kondisi sosial saat ini, khususnya setelah Pilkada DKI Jakarta. Masyarakat begitu terpecah dengan dikotomi toleran-intoleran, pro kebhinnekaan-anti kebhinnekaan, serta kelompok radikal.
 
Para peserta berharap MPR berperan sebagai lembaga tinggi terhormat menjaga kesatuan Republik Indonesia. MPR harus berperan mengumpulkan para tokoh skala nasional untuk merekatkan kembali ke-Indonesiaan. 
 
"Dalam kondisi seperti ini MPR mendapat momentum untuk tampil sesuai tugas dan wewenangnya. Sekarang ini adalah panggungnya MPR," ujar peserta lain.
 
Sekjen MPR, Ma'ruf Cahyono, menyampaikan terimakasih yang tak terhingga karena mendapatkan masukan-masukan positif dari para peserta media expert meeting. Ragam usul dan kritik akan menjadi rencana program dan kegiatan MPR tahun 2018. 
 
"Terutama substansi publikasi yang menjadi tuntutan publik ke depan, sehingga Humas MPR tepat menempatkan diri," katanya.
 
Menurut Ma'ruf, secara kelembagaan MPR ingin memiliki citra baik di masyarakat. Citra yang baik akan memunculkan kepercayaan yang baik pula di masyarakat. 
 
Ma'ruf berharap media bisa memberi pemahaman kepada masyarakat tentang tugas dan kewenangan MPR. Media juga perlu memberi pemahaman agar masyarakat sadar memiliki hak konstitusi. 
 
"Ini harus sampai ke masyarakat. Bagaimana membunyikan dan membumikan Pancasila. Bagaimana menginternalisasi Pancasila. Media bisa membantu tugas MPR," paparnya.
 
Sementara itu, Kepala Biro Humas MPR, Siti Fauziah, mengakui bahwa MPR memerlukan dukungan dari media untuk menyebarluaskan sosialisasi Empat Pilar MPR. Siti Fauziah juga mengungkapkan, berdasarkan suvei pada tahun 2013, sebanyak 2/3 masyarakat Indonesia mengetahui Empat Pilar MPR RI dari media massa. 
 
"Media memiliki peran strategis dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR," demikian Siti Fauziah.
 
 
(rm/sl)