SUKABUMI (suaralira.com) – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bekasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan program penyuluhan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan, dan sinerginitas terhadap pencegahaan maupun penanggulangan bahaya narkoba demi mewujudkan Kota Bekasi yang maju, sejahtera dan ihsan, di Sukabumi selama tiga hari (22-24/5).
Kegiatan yang dilakukan Dispora Kota Bekasi ini, agar generasi pemuda bangsa yang ada di bumi patriot lebih mengetahui bahaya akan narkoba kedepannya. Sebab, generasi muda adalah solusi bagi kemajuan bangsa nantinya. Peserta yang menghadiri acara tersebut, adalah Organisasi Kepemudaaan (OKP) yang terdaftar di Kota Bekasi, salah satunya adalah Pemuda Lira Bekasi Raya.
Jenis narkoba yang dijelaskan pihak BNN, diantaranya ganja, morfin, heroin-putaw, kokain, lsd atau lysergic-acid-trips-tabs-opiat-opium, kodein, metadon, barbiturat, ekstasi, sabu-sabu, sedatif-hipnotik, nipam, angel dust atau pcp-phencyclidine, speed, demerol dan lainnya.
Banyaknya jenis narkoba saat ini, membuat pemerintah pusat dan daerah bersikeras untuk perang melawan narkoba. Sebab, bukan hanya merusak tubuh, namun dapat merusak masa depan.
Lingkungan yang baik, maka akan membawa dampak baik pula bagi pemuda dan sebaliknya. Maka, disini perlu ada keimanan yang tebal bagi setiap individu untuk menghadang dampak negatif.
Analis Pengembagan Advokasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Purwoko menuturkan, rasa ingin mencoba atau iseng sebagai salah satu faktor utama penyebab untuk menggunakan narkoba.
"Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan narkotika, kecuali atas dasar pertimbangan medis atau dokter.
Mengetahui akan berbagai macam dampak buruk narkoba apabila nanti ada orang yang sudah terkena narkoba silahkan melapor ke BNN untuk melakukan rehabilitas, supaya berhenti melakukan pemakaian narkoba karena sangat membahayakan kesehatan diri sendiri dan merugikan di sekitarnya," ungkap dia.
Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan bebas seperti penyalahgunaan narkotika, sebagai benteng utama. Menurutnya, contoh perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari dalam mempraktekkan hidup sehat juga perlu dilakukan. Orang tua adalah panutan bagi anak-anak, dan harus memberikan contoh yang baik bila ingin anaknya berperilaku baik.
"Anak-anak kita belajar dan meniru dari orang yang sehariannya berada paling dekat dengan mereka. Maka seharusnya kita tidak merokok atau minum-minuman beralkohol bila kita tidak mau anak-anak kita meniru kita, atau bahkan mencoba-coba dan menyalahgunakan narkoba," tegas dia.
Ia menjelaskan dalam praktek dilapangan, memberikan informasi dan pengetahuan yang benar serta jelas mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba kepada anak-anak adalah hal terpenting dan perlu menjadi prioritas. Sebab, dikhawatirkan si anak akan mencari informasi diluar rumah tanpa ada bimbingan yang bijak.
"Orangtua juga perlu waspada dan mengetahui akan ciri tanda anak mulai menggunakan narkoba, sehingga bisa secara lebih dini diobati dan direhabilitasi secepatnya," terangnya.
Untuk lingkungan sendiri, tambah dia, sebaiknya ada peran serta dari RT dan RW, serta warga untuk berkomitmen perang melawan narkoba.
"Kita semua memiliki harapan besar kepada anak-anak generasi sekarang ini, untuk bisa benar-benar menjadi generasi emas dan membawa kemajuan serta kejayaan bagi bangsa. Dengan kegiatan Diseminasi Informasi Pencegahan Pemberantasan. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah. Peredaran gelap narkoba saat ini bukan lagi semata-mata persoalan bisnis melainkan untuk memutus mata rantai generasi muda. Untuk itu, dibutuhkan semua peran serta masyarakat untuk mengawasi peredaran gelap narkoba," tutupnya.
(oto/sl)