Salah satu dokter RS Mekar Sari Bekasi saat memberikan pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) kepada jurnalis Bekasi

RS Mekar Sari Bekasi Ajak Jurnalis Mengenal BHD

BEKASI (suaralira.com) - Untuk menjalin silahturahmi dengan jurnalis Bekasi, Rumah Sakit (RS) Mekar Sari Bekasi mengadakan media gathering terhadap rekan jurnalis, di Aula RS Mekar Sari, Rabu (24/5).

 

Tema media gathering tersebut adalah 'Basic Life Support Training for Jurnalist'. Disana, para rekan jurnalis mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang bantuan hidup dasar (BHD). Pelatihan yang digagas oleh pihak RS Mekar Sari Bekasi ini, agar rekan-rekan jurnalis dapat mengimplementasikan BHD dilapangan ketika terjadi hal-hal yang tidak terduga.

 

Direktur RS Mekar Sari, dr Eko Suryo Nugroho M.Ph mengatakan, kegiatan yang mulia ini semata-mata untuk dapat memberikan kehidupan kedua bagi orang yang mengalami kecelakaan atau secara tiba-tiba terkena serangan jantung dan sebagainya. Sebab, kata dia, bila ada kejadian yang tidak diinginkan, penanganan secara medis relatif lambat. Terlebih ketika lalu lintas padat, sehingga diperlukan respon atau penanganan secara dasar hingga datangnya bantuan medis.

 

Ia menuturkan, bicara bantuan medis seperti ambulan saat ada kecelakaan atau kejadian mengenai kesehatan, bila dibandingkan pengantar makanan cepat saji, lebih cepat pengiriman makanan cepat saji. 

 

Kegiatan ini, lanjut dia, memang kali pertama dilakukan pihak RS Mekar Sari Bekasi terhadap pihak eksternal. Dan akan berlanjut hingga tingkat Rukun Warga (RW) yang berada dekat dengan RS Mekar Sari.

 

"Faktanya, harga nyawa manusia tidak lebih dari kotak pizza (makanan cepat saji). Maka itu BHD sangat bermanfaat. Ini langkah pertama kami, dan yang kedua dalam radius lima kilometer akan dapat pelatihan juga semacam save community bagi warga sekitar seperti RW," ungkapnya.

 

Secara global, kata dia, sebanyak 60 persen orang meninggal didalam perjalanan menuju RS dan 40 persen meninggal ditempat. Bila ada penanganan secara dini seperti BHD, angka 60 persen tersebut dapat menurun.

 

"Rencananya kita mau mempunyai ambulan roda dua, dengan target waktu kurang dari 15 menit menuju lokasi kejadian, dan itu harapan kami," tutupnya.

 

(oto/sl)