BEKASI (suaralira.com) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi hingga saat ini baru bisa melayani 32 persen warga Bekasi, baik di kota maupun kabupaten. Capaian tersebut masih sangat jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) yang dipatok sebesar 80 persen.
Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Usep Rahman Salim menyebutkan, capaian layanan bagi 32 persen warga di kota dan kabupaten Bekasi sangat jauh dari harapan.
"Apalagi jika mengingat PDAM Tirta Bhagasasi merupakan yang terbesar di Jawa Barat," kata Usep beberapa waktu lalu.
Usep merinci, di Kota Bekasi, dari 12 kecamatan, baru tujuh di antaranya yang sudah terlayani pasokan air bersih produksi PDAM Tirta Bhagasasi. Sementara di Kabupaten Bekasi, baru 17 dari 23 kecamatan yang sudah terlayani air bersih.
"Namun itu pun hanya meliputi beberapa desa saja, belum seluruhnya terlayani," bebernya.
Sebanyak 32 persen warga yang sudah terlayani itu meliputi 220.000 sambungan langganan (SL).
Usep menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan capaian pelayanan tersebut masih rendah. Baik dari sisi masyarakat maupun pemerintah, faktor anggaran menjadi penyebab sulitnya merealisasikan target tersebut.
Menurut Usep, kemampuan produksi air bersih PDAM Tirta Bhagasasi masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan eksisting saja. Sementara untuk menambah lebih banyak pelanggan diperlukan pembangunan instalasi pengolahan air baru.
"Investasi untuk pembangunan IPA ini tidak mudah. Untuk memproduksi air 1 liter per detiknya saja, investasi yang diperlukan bisa mencapai Rp 250 juta. Kalau sebuah IPA akan dibangun dengan kapasitas 250 liter per detik, maka dibutuhkan dana Rp 625 miliar," terang dia.
Dana sebesar itu tidak memungkinkan dipenuhi PDAM Tirta Bhagasasi. Kucuran anggaran Pemerintah Kabupaten Bekasi atau Pemerintah Provinai Jawa Barat dan pemerintah pusat pun terbatas.
"Oleh karenanya butuh suntikan dana dari pihak swasta melalui perjanjian kerja sama minimal lima tahun dan ini yang tengah kami jajaki ke sejumlah pihak," ungkapnya.
Selain pendanaan pembangunan IPA, masyarakat yang nantinya akan menjadi konsumen pun memiliki keterbatasan kemampuan untuk membayar biaya pemasangan sambungan langganan ke rumahnya.
Apalagi jika kawasannya merupakan wilayah baru hasil perluasan jaringan layanan.
"Tahun ini kami targetkan bisa memberikan pemasangan cuma-cuma 3.000 sambungan langganan untuk MBR," ucapnya.
Namun selain diupayakan mandiri, upaya pemenuhan target SL juga dilakukan dengan menggaet kerja sama swasta semisal perbankan.
"Barangkali ada perbankan yang berminat memberikan kredit ringan bagi warga yang bermaksud menjadi pelanggan PDAM tapi terkendala dana," tutupnya.
(ayi/sl)