Rokan Hilir, suaralira.com - Menindak lanjuti sanksi administrasi yang diberikan kepada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT.Sawit Riau Makmur (SRM) Teluk Mega oleh Bupati Rokan Hilir , Dinas lingkungan Hidup Rohil mendatangkan Team Ahli Biologi Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Riau yang dipimpin Yeeri untuk menghitung kerugian lingkungan hidup atas kejadian perusahaan tersebut membuang limbah kesungai rokan beberapa bulan lalu yang dinyatakan hasil penelitian laboratorium .
Anehnya, sudah beberapa kali tim dari Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) Rohil datang memantau hasil sanksi adminitrasi dari Bupati Rohil terhadap pembuangan limbah PKS PT. Sawit Riau Makmur ( SRM ) belum pernah satu orangpun masyarakat umum di Kepenghuluan Teluk Mega hadir dalam pemantauan yang dilakukan.
Namun, pada saat tim ahli Biologi dari Universitas Muhammadiyah Riau ( UMRI ) diketuai okeh Yeeri datang pada Jumat (6/4) sekira pukul 15.00 Wib melakukan pemantauan untuk menghitung kerugian akibat kerusakan lingkungan dari pembuangan limbah oleh PKS PT. SRM itu, puluhan masyarakat yang mengaku warga tempatan datang dengan dalih membela perusahaan, dengan menyatakan kepada tim bahwa tidak ada ikan mati akibat dari limbah PKS PT. SRM tersebut.
Dari hasil pemantauan dilapangan yang dihadiri pihak kepemerintahan kecamatan Tanah Putih Wirya, Kelurahan Sedinginan Evi Rahman S.Sos dan Kepenghuluan Teluk Mega Azmianto SPd. Dari dinas Lingkungan Hidup Rokan Hilir M.Nurhidayat SH, Carlos Roshan ST dan Candra.
Saat dilakukan pemantauan dilapangan awak media menemukan ada limbah dari kolam 4 milik PKS PT.SRM tumpah ke kolam buatan yang tidak ada izin. bahkan sebelumnya Kadis Lingkungan Hidup Rokan Hilir Suwandi S.Sos telah memerintahkan pihak Perusahaan untuk segera menutup kolam buatan tersebut.
Namun fakta dilapangan, limbah tersebut masih ditemukan tumpah kelokasi kolam tanpa izin. Terindikasi pihak perusahaan abaikan perintah Dinas Lingkungan Hidup.
Ironisnya Manager PT. SRM Amrin Nainggolan mengeluarkan kata kata yang membuat awak media yang serta dalam penganalisaan tersebut melakukan tugasnya selaku sosial control terindikasi dilecehkan dengan kata kata yang terlontar dari Amrin Nainggolan.
"Itu sampaikan ke wartawan yang sering buat berita macam-macam tu," Mendengar itu, membuat awak media yang mendengarkan merasa tersinggung dengan menanyakan kembali. "Lho kok kami bapak kata buat berita macam-macam, maksud bapak apa," kata salah seorang media online yang akrab disapa Rahman.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama, karena Humas PT. SRM Rizki cepat mengatakan permohonan maaf. Tapi karena hati wartawan begitu tersinggung, pada akhirnya seluruh wartawan termasuk wartawan Posmetro Rohil Zulfan Effendi, wartawan spiritriau.com, wartawan suaralira.com, wartawan sumateratime.com Toni Octora dan media lainnya , Karena diduga Amrin Nainggolan sengaja memancing emosi masyarakat kepada wartawan. Guna menjaga hal hal yang tidak di inginkan para media memilih pulang dan tidak mau mengikuti jalannya pemantauan yang terbukti di labor disampaikan DLH diatas baku mutu milik PKS. PT SRM itu.
Terpisah Ketua Pemuda Sedinginan, Suryadi yang juga selaku pelapor mewakili nelayan Sedinginan terkait ikan mati akibat pembuangan limbah dilakukan pihak PKS PT. SRM itu mengatakan, bahwa ia bersama warga tidak bisa ikut hadir dalam pemantauan itu, dengan alasan dia lagi sakit dan kurang enak badan. Namun, ia tidak menampik sudah membubuhkan tanda tangan dengan nelayan Sedinginan dan daerah tetangga lainnya tidak setuju jika pihak PKS PT. SRM membuang limbah ke Sungai Rokan. "Selagi hasil limbah PKS PT. SRM itu diatas baku mutu, kami tidak setuju limbah itu dibuang ke sungai, sebab kami takut ikan bakal mati lagi seperti pada tahun-tahun sebelumnya," tutup Suryadi.***(AS/RH)