suaralira.com-- Isra Mi'raj merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Islam. Saat Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.
Dalam perjalanan itu, Nabi Muhammad menerima perintah salat lima waktu setiap harinya. Mayoritas ulama berpendapat peristiwa agung ini terjadi pada 27 Rajab di tahun pertama sebelum Muhammad hijrah ke Madinah.
Setiap tahunnya, 27 Rajab diperingati sebagai hari Isra Mi'raj. Peringatan ini dapat dimaknai dengan mengambil hikmah serta melakukan sejumlah amalan dan berdoa.
Ustaz Wahyul Afif Al Ghofiqi menjelaskan umat Islam seharusnya mengimani perjalanan Rasulullah ini. Dia menjelaskan saat Nabi Muhammad selesai melakukan perjalanan, umat terpecah menjadi tiga yakni yang percaya, ragu-ragu, dan sama sekali tidak percaya. Di masa kini, kepercayaan itu dapat ditunjukkan dengan memperingati Hari Isra Mi'raj.
"Zaman sekarang salah satu tandanya yaitu ikut memperingati atau mengadakan acara Isra Mi'raj," kata Wahyul kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/4).
Peringatan Isra Mi'raj itu dapat diisi dengan mengambil hikmah dari perjalanan Nabi Muhammad menghadap Allah SWT ke Sidratul Muntaha. Selain itu ada beberapa amalan dan doa yang dianjurkan diperbanyak saat Isra Mi'raj.
Umat Islam diminta untuk memperbanyak istigfar atau memohon ampunan kepada Allah. "Dari para alim ulama menganjurkan yang pertama untuk memperbanyak istigfar," ujar Wahyul.
Dianjurkan pula untuk membaca kalimat hauqalah, sayyidul istigfar, dan doa Rajab. Amalan puasa sunah di bulan Rajab juga dapat dilakukan.
"Doa Rajab ini untuk meminta keberkahan selama bulan Rajab, Syakban hingga dipertemukan pads bulan Ramadan," ucap Wahyul.
Kisah Isra Mi'raj dan amalan yang dianurkan ini terdapat dalam kitab Kitab Al-Anwar Al- Bahiyyah Min Isra' wa Mi'raj Khairil Bariyyah dan kitab Qishshah Mi' rajin Nabi. (ptj/chs)
Sumber : cnnindonesia