Negara Anti-LGBT, Brunei Tawarkan Turis Ketenangan

BANDAR SERI BEGAWAN, suaralira.com - Brunei Darussalam jadi sorotan dunia karena hukuman mati LGBT. Mengenal negara itu lebih dekat, turis yang datang ke sana akan mendapat ketenangan.
 
Sebut saja B, seorang warga Indonesia yang bekerja di Brunei Darussalam. Ia telah menetap selama kurang lebih setengah tahun di negara yang menetapkan sejumlah hukum Islam di sana.
 
Mengenai pemberitaan hukuman terhadap LGBT misalnya. Ia mengatakan, bahwa akhir-akhir ini hal tersebut kembali menjadi buah bibir. Sebelumnya, belum diterapkan secara pasti atau diimplementasikan ke publik.
 
"Di sini, kencang banget pemberitaannya (soal LGBT). Kata orang-orang (lokal) sini, sudah ada dari 3 tahun lalu tapi nggak diimplementasikan. Masih pelan-pelan gitu, baru mulai gencar tahun ini dan kemarin tanggal 3," ujarnya seperti dilansir detikcom.
 
Bicara soal pariwisata. Sebenarnya, pariwisata di Brunei itu seperti apa sih?
 
"Tempat wisata di Brunei (yang populer) paling Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin yang suka ada di kalender, sama hutan bagian timur Brunei, bagiannya terpisah sendiri," kata B.
 
Turis yang datang ke Brunei pun umumnya lanjut usia. Ini karena Brunei memberikan pengalaman dan suasana yang tenang dengan jumlah warga yang tidak terlalu banyak.
 
"Makanya di sni tuh paling banyak turis yang udah lanjur usia, soalnya negaranya tenang banget jadi cocok buat orang tua yang nyari ketenangan," papar B.
 
Namun saat datang ke Brunei, para turisdiharapkan dapat menghormati hukum syariat Islam. Salah satunya, memakai pakaian yang tertutup dan sopan.
 
Kembali soal LGBT, sejauh ini pihak aktivis kemanusiaan dunia masih mengecam Brunei terkait hukuman mati bagi para pelaku LGBT. Namun pemerintah Brunei dalam, hal ini Sultan Hassanal Bolkiah tetap pada ketegasannya. (***)