Makkah (Arab Saudi), Suaralira.com -- Dengan disaksikan Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), serta dikomando Ketua Kloter Husin Syarif, dan TPIHI Syarifudin Daulay, Kloter 7 ikut menyaksikan langsung pemotongan hewan “Dam Qurban” berupa kibas di pusat.
Pemotongan qurban musim haji 1440H tahun 2019 di wilayah 40 km Um Muljud timur kota Makkah. Demikian dikatakan Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir H Soekirman selaku Ketua TPHD yang tergabung dalam Kloter 7 embarkasi Medan, disampaikan kepada Kadis Kominfo Drs H Akmal M.Si melalui WhatsApp, langsung dari Makkah, Kamis (1/8/2019).
Dikisahkan Bupati bahwa perjalanan ini merupakan bagian dari wisata rohani yang dikoordinir oleh Muniri dan di guide Saleh selaku orang Indonesia yang bermukim di Makkah.
“Haji Tamàtu” pada umumnya membayar dam RAS 350 per orang dan salah satu wujud denda untuk haji tamatu karena tidak berihram dari awal seperti haji ifrad.
“ Dam qurban ini tidak sama antara satu kloter dengan kloter lainnya tergantung pada mitra kerja dari masing-masing daerah. Tapi biasanya bervariasi antara RAS 350 sampai RAS 600,” katanya menjelaskan.
Soekirman melaporkan dari pusat qurban hari ini terkhusus untuk masyarakat Indonesia, khususnya Sumut. Dengan disaksikan pemotongan dam qurban ini menjadi pengetahuan dan keimanan serta bukti transparansi dari proses ibadah haji, terhindar dari fitnah terhadap penyelenggara haji.
Salah satu yang ikut menyaksikan adalah Helmi dari Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Sergai. Helmi merasa puas dengan menyaksikan langsung pemotongan qurban dan harapannya semoga di masa yang akan datang, jemaah calon haji tetap bisa ikut menyaksikan pemotongan qurbannya.
“ Sedangkan Syarifudin Daulay selaku TPIHI mengharapkan untuk tahun-tahun berikutnya agar jemaah calon haji dapat juga menyaksikan pemotongan dam haji tamatu ini. Hal ini untuk memastikan syahnya haji tamatu yang dimaksud,” kata Soekirman.
Perjalanan Wisata Rohani
Setelah menyaksikan pemotongan dam qurban, selanjutnya peserta yang merupakan jemaah calon haji diajak untuk berwisata rohani di sekitar Kota Mekkah seperti di Jabal Tsur yang berjarak 5 km dari Masjidil Haram Kota Mekkah, Jabal Nur 7 km dari Masjidil Haram dan Padang Arafah, Mina serta wilayah Musdalifah. Pada saat ini situasi masih kosong karena pada hari tasrik baru akan dipadati jemaah untuk ibadah wukuf dan lontar jumrah di Jamarat.
“ Dengan wisata rohani penuh khusuk dan perenungan, Insya allah akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta memfokuskan pada ritual rukun haji dan wajib haji bagi masing-masing peserta,” demikian Soekirman Ketua TPHD Sergai Kloter 7 Sumut melaporkan.(DS/sl)