Makanan Khas Rejang, Lemea Kemasan Praktis

Suaralira.com, Lebong – Mendengar kata Lemea atau Lema, tentunya tidak seluruh orang akan langsung mengetahui apa yang disebutkan. Tetapi akan sangat berbeda jika kata Lemea didengar oleh masyarakat atau keturunan suku Rejang.
 
Karena Lemea merupakan makanan khas suku Rejang dan akan langsung terbayang aroma Lemea yang sedikit menyengat. Tetapi selalu membuat rindu untuk menikmatinya.
 
Bahkan, tidak jarang orang Rejang diperantauan, setiap pulang kampung selalu mencari penjual Lemea dan juga biasa membawakan Lemea sebagai oleh-oleh ketika kembali ke perantauan.
 
Lemea atau Lema merupakan kuliner Rejang yang dibuat dari rebung atau tunas bambu. Yang diiris atau dicincang halus, kemudian dicuci bersih kemudian diendapkan dan melalui permentasi, yang biasanya juga dicampur sedikit dengan ikan kecil-kecil.
 
Setelah diendapkan kurang lebih sekitar tiga hari, Lemea ini bisa langsung dikonsumsi dengan berbagai jenis makanan. 
 
Yang juga kebanyakan, masyarakat sering mencampur Lemea dengan ikan segar. Baik itu disantan, ditumis sambal atau dipadukan dengan bahan makanan lainnya sesuai selera masing-masing.
 
Semakin berkembangnya jaman, kendati Lemea merupakan makanan tradisional, saat ini para pengrajin atau penjual Lemea juga melakukan perubahan dalam pengepakannya. 
 
Jika dulu hanya dibungkus plastik biasa, sekarang penjualan Lemea mulai mengarah pada kemasan yang lebih praktis. 
 
Seperti yang dilakukan para penjual Lemea di seputaran Desa Ujung Tanjung II Kecamatan Lebong Sakti Kabupaten Lebong. Jika melintasi kawasan tersebut, para pemburu “Lemea Ujung Tanjung” akan sangat gampang menemui penjual yang berjejer dipinggir dijalan yang sudah didalam kemasan toples.
 
Salah satu pedagang Lemea Ujung Tanjung, David (34) ditemui Suaralira.com menyampaikan, bahwa penjualan dalam kemasan yang sudah dilakoni keluarganya memang mendapatkan apresiasi yang dari sejumlah masyarakat yang kebetulan lewat atau memang sengaja datang mencari Lemea.
 
“Lemea kemasan toples ini harganya bervariasi, ukuran besar Rp.20 ribu, Sedang Rp.15 ribu, Kecil Rp.10 ribu dan ada juga yang dibungkus plastik hanya Rp.5 ribu. Alhamdulillah, omset untuk sehari minimal Rp.300 ribu,” ungkap David Minggu siang (15/9/19).
 
Ditambahkan David, pembeli Lemea kepada mereka, memang kebanyakan mereka dari luar Kabupaten Lebong. Baik itu dari Rejang Lebong, Kepahiang, Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara, Bahkan Dari Propinsi Tetangga Seperti Sumatera Selatan Dan Sumatera Barat.
 
“Ketika mereka lewat biasanya tidak ada yang membeli hanya satu toples, karena sebagian juga ada yang sengaja membeli untuk dibawah keluar provinsi,” ucapnya. (HD/SL)