Kerusuhan dan Konflik Berdarah di Wamena Sangat Mencekam

Jumanto Meminta Warga Probolinggo di Wamena Segera di Pulangkan Oleh Pemerintah

Probolinggo (JATIM), suaralira.com -- Ratusan Warga asal Probolinggo yang terjebak kerusuhan dan konflik berdarah di Wamena kini sangat memohon agar diungsikan keluar Wamena bahkan ingin pulang ke kampung halaman supaya bisa kembali hidup aman.
 
Ishak warga asal Kerpangan  kabupaten probolinggo mengaku sudah tidak sanggup lagi bertahan di Wamena. Ia sangat ingin dibawa pulang ke probolinggo karena ia dan keluarganya sangat trauma dengan pembunuhan, pembakaran, dan penjarahan terhadap warga pendatang di Wamena. 
 
"Kami sudah tidak sanggup lagi pak. Ungsikan kami ke kampung halaman pak," kata ishak sambil menangis saat berbicara melalui sambungan telepon,  (01/10 ) malam, saat menghubungi Jumanto yang merupakan pembina LSM TAMPERAK JATIM. 
 
Ishak menceritakan keadaan di Wamena saat ini sangat mencekam. Ia dan sejumlah korban yang terjebak sangat ketakutan karena teror masih berlangsung di Wamena.
 
Warga pendatang termasuk yang berasal dari probolinggo kata ishak  banyak yang sekarang tidak memiliki apa-apa lagi. Bahkan untuk makan saja mereka sekarang kesusahan karena harta benda mereka sudah habis dibakar dan di jarah.
 
Dia menyatakan banyak warga pendatang yang menjadi korban pembunuhan dan penjarahan di Wamena. Oleh karena itu, ishak memohon untuk segera diungsikan atau di pulangkan oleh pemerintah.
 
"Kasihan anak-anak kami masih kecil. Tolong segera kirimkan bantuan pak, kita tidak mau mati sia-sia di sini," ujar ishak.
 
Anis warga asal leces lainnya yang saat ini juga mengungsi ke markas tentara di Wamena mengatakan kiosnya tempat berdagang selama ini sudah habis terbakar. Ia termasuk banyak dari warga pendatang yang saat ini tidak punya apa-apalagi karena tak sempat menyelamatkan harta benda.
 
Para korban tersebut harus buru-buru menyelamatkan diri dari teror dan ancaman pembunuhan. Para pengungsi sekarang tidak punya apa-apa lagi selain pakaian yang ada di badan. "Kios sudah terbakar. Pakaian tinggal hanya yang dipakai ini saja lagi," ucap Anis.
 
Anis mengatakan pada Sabtu, (05. 10.19) tidak ada pesawat yang masuk ke Wamena. Ia berharap ada pesawat yang masuk ke Wamena agar dirinya dan para korban dapat menumpang dan mengungsi di Jayapura. Anis  juga ingin pulang kampung ke probolinggo karena tidak kuat lagi dengan penderitaan batin dan fisik di Papua.
 
Anis menyebut situasi di Wamena masih belum kondusif. Anis yang melihat langsung kerusuhan di Wamena menyebut ada lebih dari puluhan warga termasuk yang berasal dari probolinggo menjadi korban jiwa. Bahkan ada ratusan lagi yang masih hilang dan luka-luka. 
 
Anis menyebut memang belum bisa menyebut angka pasti karena suasana mencekam masih berlangsung. Dia mengakui sulit menghitung angka pasti.
 
"Makanya apa yang diinformasikan tidak sama dengan yang sebenarnya terjadi. Kami karena merasakan dan melihat langsung di sini, belum kondusif," ujar anis.
 
Jumanto berharap kepada pemerintah daerah yang disampaikan langsung ke salah satu anggota DPRD Sugito dari partai Nasdem, agar persoalan ini pemerintah daerah segera mengambil sikap untuk memberikan kepastian terkait dengan pemulangan mereka.
 
Gito panggilan akrabnya, ia berjanji akan menyampaikan apa yang menjadi keinginan masyarakat yang di sampaikan langsung melalui jumanto, dan ia berjanji akan mencarikan solusi terbaik agar segera memulangkan mereka semua. (Sdr/fdl/sl)