Takengon (NAD), Suaralira.com - Wabah virus corona yang sudah melanda seluruh penjuru dunia, membutuhkan penanganan yang cepat, tepat dan terarah. Selain dibutuhkan strategi dan perencanaan yang akurat, penanganan coronavirus disease (covid-19) juga mebutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Dalam kondisi seperti ini, kepedulian semua pihak untuk ikut berpartisipasi dan saling membantu dalam penanganan wabah covid ini sangat dibutuhkan. Meskipun pemerintah sudah menganggarkan dana, namun melihat bahwa masa penanganan wabah ini tidak dapat diprediksi sampai kapan waktunya.
Kepedulian untuk berpartisipasi dalam penanganan covid ini juga telah dicontohkan oleh Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar. Usai meninjau dan memberikan bantuan masa panik bagi korban puting beliung di Kampung Pepalang, Kecamatan Pegasing, Kamis (2/4/2020), Shabela menyatakan bahwa secara pribadi dia mendonasikan uang sejumlah 100 juta rupiah untuk penanganan covid di kabupaten Aceh Tengah.
“Secara pribadi saya menyumbangkan dana sebesar seratus juta rupiah untuk membantu penanganan covid-19 di daerah kita, Insya Allah para pimpinan OPD juga akan segera melakukan hal yang sama” ungkap Shabela.
Dalam kesempatan itu, Shabela juga mengajak semua pihak yang memiliki kemampuan finansial agar dapat berpartisipasi membantu penanganan covid ini. Menurut Shabela, bantuan tidak mesti berupa uang, tapi juga bisa berbentuk sembako maupun alat perlindungan diri (APD)
“Wabah covid ini adalah musibah bagi kita semua, saya berharap saudara-saudara yang punya klebihan, mohon kiranya dapat membantu meringankan penderitaan saudara-saudara kita yang terdampak bencana ini, tidak mesti berupa uang, bisa saja dalam bentuk sembako maupun alat perlindungan diri bagi para relawan kesehatan kita” sambungnya.
Bupati Aceh Tengah juga menyampaikan upaya-upaya pencegahan penyebaran covid maupun penanganan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
“Berbagai upaya pencegahan sudah kita lakukan, diantaranya mengoptimalkan pengamanan arus orang dari luar daerah dengan menyiagakan posko pemantauan di wilauah perbatasan, menyiapkan rumah singgah (serami) bagi pendatang dan pemudik, penyediaan logistik di masing-masing kampung, menyiapkan ruang isolasi di rumah sakit regional maupun penyiapan anggaran hingga 10 milyar rupiah dari anggaran kabupaten,” lanjut Shabela.
Shabela juga mengakui bahwa saat ini masih ada kendala penyediaan APD, bukan masalah dana tapi memang barangnya sulit didapatkan. Beliau meminta para pihak yang memilki akses ke penyedia barang untuk ikut membantu.
“Saat ini anggaran sudah kita siapkan, namun APD ini tidak tersedia di pasaran, sehingga kami mengharapkan bagi pihak-pihak yang memiliki akses tersedianya APD agar dapat membantu,” pinta Shabela.
Dalam penanganan COVID 19 sangat dibutuhkan sinergi semua pihak atau yang dikenal dengan istilah Penta Helix yaitu kekuatan pemerintah, kekuatan komunitas/masyarakat, kekuatan para akademisi, kekuatan dunia usaha, dan kekuatan media.
“Saya sangat berharap semua pihak saling bersinergi, saling komunikasi dan berpartisipasi aktif dalam menanggulangi bencana non alam ini,” pungkas Shabela.
Kepada seluruh warga Aceh Tengah, Shabela kembali menghimbau untuk mematuhi semua himbauan pemerintah seperti tetap tinggal di rumah (stay at home), menghindari keramaian dan menjaga jarak (social distancing) dan tidak melakukan aktifitas diluar rumah pada saat jam malam. (dk/hms/sl)