Hari Ini Akan Dilakukan Rapid Test Kedua Terhadap Santri Temboro di Aceh Tengah

Takengon (NAD), Suaralira.com – Sesuai dengan prosedur tetap penanganan covid, rapid test akan dilakukan terhadap orang yang baru pulang dari daerah merah atau ditengarai pernah kontak fisik dengan pasien terpapar positif covid. Rapid test dilakukan paling kurang dua kali, jika pada rapidt tes pertama negatif/non reaktif, maka harus dilakukan rapid test kedua pada hari ke 7 atau ke 10 dari rapid test pertama.
 
Demikian juga yang dilakukan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Aceh Tengah terhadap 6 orang santri Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur yang beberapa waktu yang lalu kembali ke Aceh Tengah. Setelah menjalani rapid test pertama pada tanggal 26 April 2020 atau 7 hari yang lalu, keenam santri tersebut akan kembali menjalani rapid test kedua pada hari ini, Sabtu (2/5/2020).
 
Seperti yang disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh Tengah, dr Yunasri, bahwa dari hasil rapid test pertama hasilnya negatif atau non rekatif, oleh karenanya harus dilakukan rapid test kedua pada hari ke 7 atau hari ke 10.
 
“Ini tidak ada kaitannya dengan kasus di kabupaten Bener Meriah, secara protap, rapid test harus diulang kembali pada hari ke 7 atau ke 10 dari rapid tes pertama, dan kami sudah menjadwalkan untuk melakukan rapid test kedua pada hari ini” jelas Yunasri.
 
Seperti diberitakan sebelumnya, ada 6 santri Ponpes Al Fatah Temboro yang pulang ke Aceh Tengah, keenam santri tersebut tersebar di empat kecamatan yaitu Atu Lintang, Keol, Pegasing dan Silihnara.
 
“Saat ini klaster Temboro kini menjadi perhatian khusus secara nasional, sudah banyak santri asal pesantren ini yang positif. informasi yang kami dapatkan bahwa di provinsi Aceh sudah ditemukan 2 kasus santri Temboro yang positif covid yaitu di Aceh Tamiang dan kemarin kita juga mendapat informasi bahwa dua santri di Bener Meriah terindikasi positif/reaktif terhadap rapid test kedua, ini menjadi perhatian kita untuk meningkatkan pengawasan” ungkap Yunasri.
 
Yunasri juga merasa prihatin, dalam kondisi seperti ini masih banyak masyarakat yang abai akan himbauan pemerintah seperti physical distancing, social distancing dan menggunakan masker.
 
“Kami sangat mengharapkan masyarakat mulai sadar akan kondisi saat ini, jika masyarakat abai akan himbauan pemerintah, kami khawatir akan terjadi kondisi yang tidak kita harapkan” pungkas Yunasri. (Dk/hms/sl)