Rengat Barat (Riau), Suaralira.com -- Masyarakat desa tani makmur Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu Riau, menuding pembelian Bus sekolah yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 360 juta itu tanpa ada musyawarah desa dengan masyarakat.
Anggaran pembelian bus sekolah yang awal merupakan dana hasil pengembalian UED SP oleh pengurus di Tahun 2019 lalu yang merupakan hasil audit Kejaksaan Inhu, dan dikembalikan kembali ke desa tani makmur, kini menjadi keributan di tengah masyarakat.
Pasalnya pembelian mobil bus sekolah dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 360 hanya di lakukan rapat terbatas oleh beberapa perangkat desa, jelas Sukadi, Rahmat, Yono Prayoga, Junaidi, Cipto, Deni, Samin saat di tanya tentang pembelian Bus sekolah yang tanpa ada musyawarah.
Padahal uang pembelian Bus sekolah itu mereka lah yang ikut terlibat dalam memperjuangkan dengan beberapa kali memberitakan di media Online, dengan tujuan uang sebesar Rp 360 juta yang sempat membeku di tangan pengurus di kembalikan.
Namun sayang, setelah uang sebesar Rp 360 juta berada di tangan desa dan di bawah tangan Bumdes, uang itu di belikan Bus Sekolah tanpa ada rapat musyawara terbuka " terang Sukadi dan teman teman.
Hasil konfirmasi Kepala Desa M Sulistiyono menyebutkan bahwa, "pembelian bus sekolah itu telah melalui musyawarah kesepakatan yang melibatkan ketua BPD Drs Hermansyah, Suyetnu Wskil, Andi Pakeka, Kadus dusun 2 Suparjan, ketua Bumdes Mafruki dan saya sendiri, "jelas Kades.
Jika ada masyarakat yang kurang tau dan masyarakat yang kurang paham agar kiranya bertanya kepada nya " terang kades.
Sememtara ketua BPD Drs Hermansyah saat di konfirmasi, mengaku pembelian mobil itu sudah di lakukan musyawarah dan bukti rapat sudah ada pada pengurus Bumdes.
Namun pembelian mobil Bus sekolah itu selanjutnya sudah kami serahkan kepada desa, dan di sebutkan bahwa penanganan pengurusan pembelian mobil di serahkan kepada "Riduwansyah" Kepala dusun satu, dan beliau lah yang menanganinya." jelasnya. (sl/kusjul)