Shabela Minta Wisudawan Berdikari

Takengon (NAD), Suaralira.com – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon menggelar acara Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana dan Magister bertempat di Gedung Auditorium Terintegrasi Kampus Pengembangan Mulie Jadi di Kecamatan Silih Nara, Sabtu (26/09).
 
Rektor IAIN Takengon, Zulkarnain menyatakan bahwa untuk Tahun Akademik 2019/2020 pihaknya mewisuda lulusan sarjana dengan rincian jurusan PAI 43 orang, Bahasa Arab 6 orang, Bahasa Inggris 28 orang, Tadris Matematika 28 Orang, Pendidikan Islam Anak Usia Dini 51 Orang, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 24 orang.
 
Selanjutnya, Manajemen Pendidikan Islam 9 orang, Ekonomi Syariyah 22 orang, Perbankan Syariyah 28 orang, Hukum Tata Negara 9 orang, Komunikasi Penyiaran Islam 12 orang, Ilmu Al-Qur’an Tafsir 3 orang dan Magister Pendidikan Agama Islam 29 orang.
 
“Tahun ini IAIN Takengon melahirkan lulusan sebanyak 263 sarjana dan 29 magister”, kata Zulkarnain.
 
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar yang berkesempatan hadir dalam acara ini dalam sambutannya menyatakan bahwa prosesi wisuda bukan sebagai akhir proses mencari ilmu pengetahuan, namun merupakan pintu gerbang penerapan dan pengembangan kemampuan untuk berperan dalam masyarakat.
 
“Sebagai sumber daya manusia andal yang hari ini menjadi sarjana dan magister, para wisudawan diharapkan mampu menata dan menyelesaikan berbagai persoalan sebagai tantangan dalam kehidupan global dan lingkungan yang dinamis”, ungkapnya.
 
Para wisudawan menurut Shabela akan menghadapi tantangan dan hambatan antara lain dalam upaya mencari lapangan pekerjaan.
 
“Saudara-saudara harus berdikari, mandiri dan memposisikan diri menghadirkan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain, jangan menggantungkan harapan pada lapangan pekerjaan yang sangat terbatas”, lanjutnya.
 
Lebih jauh Shabela juga menawarkan kesempatan kepada para sarjana dan magister yang baru diwisuda untuk melanjutkan pendidikan dengan memanfaatkan beasiswa yang disediakan lembaga peningkatan sumber daya manusia baik di dalam maupun luar negeri.
 
“Kami selaku pimpinan daerah konsen untuk memajukan mutu pendidikan, karena kami berkeyakinan pendidikan merupakan modal utama untuk memangkas dan memutus rantai kemiskinan”, tutup Shabela. (Dk/hms/sl)