Chaidir Mengapresiasi Kapolda Riau Mengundang FKPMR Untuk Berdialog

PEKANBARU, Suaralira.com -- Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Dr drh Chaidir MM, mengatakan Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, sudah menjawab dan menjelaskan secara detil kepada pengurus terkait pernyataan sikap dikeluarkan oleh forum. 
 
Penjelasan tersebut dilakukan penuh keakraban dan santun dengan dialog di kediaman dinas Kapolda Riau, Jumat (9/10/2020). 
 
"Alhamdulillah, tadi Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi sudah menjelaskan dan menjawab butir demi butir pernyataan sikap kita terkait unjuk rasa mahasiswa berujung pembubaran massa," kata Ketua Umum FKPMR, Dr drh Chaidir MM, usai pertemuan tersebut. 
 
Ia memberi apresiasi terhadap Kapolda karena langsung mengundang FKPMR untuk berdialog sesaat setelah Kapolda membaca Pernyataan Sikap FKPMR. 
 
Seperti diberitakan berbagai media, unjukrasa tersebut telah menimbulkan korban luka-luka di pihak mahasiswa dan aparat kepolisian. Dari pihak mahasiswa diduga terhimpit menghindari semprotan mobil water cannon, sedangkan dari pihak aparat kepolisian sebelas orang luka akibat lemparan batu dan sampai saat ini masih dirawat. 
 
Dalam pertemuan selama dua jam mulai pukul 14.00-16.00 WIB, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menjelaskan prosedur telah dilakukan kepolisian dalam mengamankan aksi unjuk rasa oleh mahasiswa. 
 
Kapolda, kata Chaidir, menjelaskan semua prosedur yang dilakukan, mulai dari dialog dengan pemimpin unjuk rasa, menghadirkan Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto, bersama anggota DPRD Riau lainnya, Ade Hartati dan Agung Nugroho, serta meminta adik-adik mahasiswa untuk tetap menjaga ketertiban saat berdemonstrasi. 
 
"Tadi, Pak Kapolda juga memutarkan video langkah-langkah dilakukan Kepolisian dalam menjaga aksi, hingga rusaknya pintu gerbang DPRD Riau serta air yang ditembakkan dengan menggunakan mobil water cannon," kata Chaidir. 
 
Selain itu, ujar Chaidir, Irjen Pol Agung Setya juga menjelaskan, perusakan mobil patwal oleh oknum mahasiswa tidak menggambarkan ciri khas Melayu.
 
Ketika ditanya, apa harapan FKPMR ke depan yang disampaikan ke Kapolda, Chaidir menyebut, kendati aparat kepolisian telah memiliki prosedur dalam mengamankan aksi unjukrasa, diminta tetap mengedepankan komunikasi persuasif, sebab apa yang disampaikan mahasiswa yang berunjukrasa tersebut murni merupakan suara hati nurani rakyat.   
 
Ke depan komunikasi harus lebih diintensifkan antara jajaran kepolisian terutama Kapolda dengan aktivis mahasiswa karena dari catatan FKPMR, menurut Chaidir, Kapolda Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi sebenarnya telah membuat beberapa inovasi, seperti tekadnya untuk menerapkan kepemimpinan berbudaya Melayu dalam memimpin Polda Riau, aplikasi Lancang kuning dalam operasi penanggulangan karhutla di Riau,  program ketahanan pangan “Jaga Kampung” berupa penanaman palawija Kerjasama dengan kelompok masyarakat dengan biaya diikhtiarkan oleh Kapolda.  
 
"Tak hanya itu, Polda Riau ternyata memprioritaskan anak kemenakan kita, Melayu, untuk lebih banyak diterima dalam penerimaan Secaba kepolisian 2020 ini. Ini sangat membanggakan, Kapolda menaruh perhatian kepada anak-anak dan kemenakan kita yang mau jadi polisi," jelasnya. 
 
Dalam dialog dan silaturahmi antara FKPMR dengan Kapolda Riau tersebut, hadir Sekjen Endang Sukarelawan, Bendum H Muhammad Yunus, Wakil Bendum Ikhsan, Wakil Sekjen M Herwan serta pengurus lainnya. (hms/J Manik/sl)