Gawat..!!! Koperasi Mekar Sari Rupanya Pelindung Pengusaha Arang, Yang Tidak Jelas Izin Usahanya

Rupat (Riau), Suaralira.com -- Dengan dalih koperasi mekar sari jaya menjadi pelindung Cukong arang, yang letak koperasi sekarang didesa putri sembilan rupat Utara, diduga kuat menjadi pemicu habisnya hutan mangrove dipulau Rupat. 
 
Bisnis dapur arang ini mengatasnamakan izin koperasi bersama-sama pengusaha dapur arang, yang sesukanya menebang kayu dilahan hutan mangrove, mengambil ratusan ton kayu bakau terkhusus di selat morong untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan arang. 
 
Dari informasi yang didapat kan tim media dilapangan Selasa (20/10/2020) lebih dari 5 orang cukong yang diketahui inisial AT di rupat, dan mereka mempunyai kelompok khusus inisial HK, "AK, "AB, "KS, "patut diduga melaksanakan penyetoran atau yang lazim disebut klonuon kepada dinas terkait tanpa memikirkan dampak lingkungan, baik Dinas terkait dipulau Rupat ini maupun di Kab Bengkalis yang mengeluarkan legal bisnis dapur arang ini.
 
Dan diduga aromanyapun sampai ke Propinsi hanya untuk melancarkan usaha yang hampir dikategorikan ilegal, sebab ada ketua perantara dan juga bukan hanya di selat morong tapi juga ada di sungai penuntun, sungai niur, Tanjung Medang bahkan sampai ke pesisir pantai. 
 
Lahan hutan kayu bakau yang langsung berbatas dengan laut lepas, selat Malaka jika satu orang bos punya 30 orang pekerja, dikalikan dengan penghasilan kayu perorangan satu ton, dikalikan berarti hasilnya adalah tiga puluh ton perharinya setiap pemborong, dengan adanya lima pemborong besar berarti ratusan ton tiap harinya hutan bakau yang dimusnahkan hanya untuk memperkaya diri sendiri sepihak, sementara untuk penanaman mengembalikan ke habitatnya semua butuh waktu yang sangat lama. 
 
Sedangkan untuk BIG BOS "AT" sendiri lebih dari 30 orang anggotanya untuk membabat/menghabisi kayu bakau, jadi sudah berapa perminggunya kayu bakau ini habis, itu baru satu bos, belum terhitung bisnis kecil dan menengah, begitu juga yang serabutan untuk menjadikan arang.
 
Sementara dengan sangat membusungkan dada, ada pula tampil koperasi bekerja sama dengan mereka untuk membantai kayu bakau, dan ironisnya ikut bertanggung jawab dalam mengelola dapur arang juga ada penanaman modal, namun ketika ditanya tetap alasan si pebisnis seribu sampai dua ribu batangnya, sedangkan hasil investigasi berbeda dengan fakta dilapangan.
 
Setiap minggunya udah ribuan ton kayu yang mereka tebang, namun jelas koperasi mekar sari jaya ini adalah sebagai topeng pebisnis arang tersebut, pengusaha selalu mengelabui pemerintah untuk menghancurkan lahan mangrove di Rupat ini, "kata salah satu sumber tentang temuan ini.
 
Mendengar sumber bercerita sangat panjang dan mengejutkan, tim media mencari kebenaran untuk melengkapi informasi dan mencoba menghubungi Selamet R selaku pemilik koperasi lewat selulernya, beliau mengatakan dengan arogansinya, "bisnis saya itu sudah sesuai dengan prosedur, kalaulah kalian mempertanyakan izin bisnis saya tentang dapur arang tersebut lengkap kawan".
 
"Jadi mau kemana pun dibawa temuan kalian itu, saya atas nama pemilik koperasi tidak takut", jawab Selamet via selulernya.
 
Bermodalkan keterangan demi keterangan, awak media melihat data-datanya lagi, ternyata benar sudah menjamur usaha dapur arang di sepanjang selat morong, hampir setiap kampung yang disinggahi masyarakatnya selalu menyebut ini punya bos, pembelinya ini dan itu.
 
Sampai berita ini diterbitkan masih banyak tungku arang dalam kapasitas besar masih beroperasi didaerah tersebut, dan menurut sumber ada puluhan penebang kayu bakau beroperasi dan memuat kayu bakau sampai 40-50 ton kayu bakau.
 
Kumungkinan abrasi itu tidak akan terjadi disungai selat morong dan pulau ini, lihat saja semakin berkurangnya ikan dan kepiting yang menjadi penghuni pulau ini, semua punah akibat hilangnya kayu tersebut yang terus menerus diambil untuk kepentingan bisnis dapur arang tanpa memikirkan dampak terhadap Ekosistem alam. 
 
Dimohon kepada pihak terkait melalui pemberitaan ini agar meninjau langsung temuan tim media tersebut. (tim/sl)