Tebingtinggi (Sumut), Suaralira.com -- Bencana banjir yang melanda Kota Tebingtinggi sejak Jumat (27/11) sempat langsung surut, namun debit air kembali naik Sabtu pagi dan meluas kebeberapa daerah di Tebingtinggi. Kota Tebingtinggi kerap dilanda banjir yang diakibatkan luapan Sungai Padang. Pemerintah setempat telah melakukan upaya penanggulangan bencana banjir, termasuk berkordinasi dengan pihak Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR dan BWSS II.
Walikota mengatakan, Kota Tebingtinggi kembali kebanjiran akibat Sungai Padang yang meluap. Yang mana program penanganan Sungai Padang itu sudah diajukan hampir 10 tahun yang lalu, tapi dalam tahap wacana perencanaan saja dan belum ada inplementasinya dilapangan.
Kita berharap Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR memberi perhatian yang serius. Kalau tidak ada penanganan secara permanen maka diperlukan penanganan darurat. Minimal melakukan normalisasi Sungai Padang dengan pengerukannya, Kemudian memperbaiki tanggul dan meninggikan tanggul-tanggul dan melanjutkan tanggul yang belum selesai dikerjakan, "kata Walikota.
Lanjut Walikota, lalu memperbaiki pintu-pintu klep yang ada yang masuk ke Sungai Padang tersebut agar sesuai standard dan bisa untuk tidak mengairi pemukiman masyarakat seperti saat sekarang ini. "Ini yang kami harapkan dan tentunya kalau ini rasanya mustahil tidak bisa dikerjakan oleh Kementerian PUPR," katanya.
Terkait hasil pertemuan terakhir Walikota Tebingtinggi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Sumatra II (BWSS), Walikota menjelaskan, pihak BWSS II mengatakan rencana normalisasi Sungai Padang baru masuk tahap studi, selanjutnya nanti masuk studi Bank Dunia NUSP untuk membuat kemungkinan perubahan dari pada normalisasi dengan membuat waduk diatas Sungai Padang agar ada tangkapan air.
"Tetapi itukan prosesnya lama, sementara banjir sudah menjadi rutinitas, oleh karena itu sementara belum dikerjakan, tentunya pemeliharaan daripada Sungai Padang ini perlu dikerjakan, itu yang kita mintakan. Karena Sungai Padang merupakan sungai nasional dan tanggungjawab PUPR, apalagi ini menyangkut 3 kabupaten/kota yakni Simalungun, Serdang Bedagai dan Tebingtinggi," tegas Walikota.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus melaporkan, kita belum sempat mendata jumlah korban banjir karena saat ini kita masih fokus ditahap evakuasi.
"Data terakhir kemarin sudah 3.538 rumah yang terdampak banjir. Dari kemarin kita sudah menyalurkan bantuan kepada warga korban banjir berupa beras dan mie instan. Pagi ini kita mendroping makanan berbentuk roti," katanya.
Kita sudah mendirikan tenda-tenda dan posko kesehatan. Yang jelas karena debit air sangat ekstrim maka langkah pertama kita melakukan evakuasi warga yang terjebak didalam air. "Banyak warga yang terjebak dan kita sudah menurunkan perahu karet sebanyak 7 unit untuk evakuasi. Dan sementara ini Basarnas juga sedang menuju kedaerah-daerah yang memerlukan evakuasi," jelas Wahid.
Sebagaimana diketahui hari ini banjir luapan Sungai Padang yang melanda 5 kecamatan di Tebingtinggi semakin meluas dan sudah membanjiri 14 kelurahan yang ada. Warga mulai mengungsi ke posko yang disediakan. (Gabe/sl)