Kenalkan Tuanku Rao, IKKP Jabotabek Melaksanakan Seminar Kebudayaan dan Sejarah

PASAMAN (SUMBAR), suaralira.com - Dilandasi dengan niat untuk meluruskan sejarah Tuanku Rao, sekaligus mengenalkan kembali Tuanku Rao kepada generasi muda dan masyarakat, Ikatan Keluarga Pasaman (IKKP) Jabotabek melaksanakan seminar kebudayaan dan sejarah.
 
Seminar yang dilaksanakan secara virtual ini dilaksanakan dengan tema “Meluruskan Sejarah Tuanku Rao, Mombongkik Batang torondam, Kejayaan Rao Tanah Botuah, Pasaman Ranah Saiyo” dan bertindak sebagai moderator adalah Ir. H. Azhari Rahman, MT, Sabtu (30/01/2021).
 
Seminar sejarah yang diadakan IKKP Jabotabek ini menghadirkan banyak pembicara yang mumpuni, seperti Wakil Bupati Terpilih Pasaman, Sabar AS, SAg, M.Si, Ketua IKKP Pasaman yang merupakan pengusaha apotik terkenal, Bapak Apt. H. Adlis Rahman,
MM, Pengacara Muda terkenal Asal Rao, Anriko Saputra SH, tokoh Rao yang juga ninik mamak Rao, Amran Dt Jorajo Spd, Mpd serta tokoh Pasaman lainnya.
 
Saat diberikan kesempatan untuk berbicara, Sabar AS memulai dengan menyampaikan dan memperkenalkan Tuanku Rao dari berbagai versi berdasarkan asal usulnya.
 
Tuanku Rao merupakan salah satu Panglima Perang Paderi, pejuang kemerdekaan yang sangat disegani Belanda yang mengomandoi barisan pejuang dalam mengusir penjajah di ranah Sumatera Barat.
 
Mengenai asal dari Tuanku Rao terdapat banyak versi, ada yang menyatakan beliau berasal dari batak, versi lain ada yang menyatakan beliau asli minang dan berasal dari Padang Mentinggi, Rao ataupun dan adapula yang menyebut berasal dari Koto Gadang.
 
Namun ditegaskan oleh Sabar AS, satu yang pasti bahwa perjuangan Tuanku Rao dalam melawan Belanda terpusat di Kabupaten Pasaman, tepatnya di Padang Mentinggi Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman.
 
Beragamnya asal usul dari tuanku Rao, juga sebagai tanda ungkapan keberagaman Pasaman Saat ini, Keberagaman etnis di Pasaman ini, bila dikemas secara baik, bisa menjadi kekuatan besar yang potensial untuk memajukan Pasaman, jadi berbagai etnis di Pasaman, seperti Minang, Mandailing, Batak, dan Jawa bisa menjadi luar biasa ketika kita berbicara atas nama Pasaman, jelas Sabar AS lebih lanjut.
 
Harapannya kedepan keharmonisan antara etnik yang ada di Pasaman akan tetap terjalin untuk membangun Pasaman yang lebih baik. (fauzan/ sl)