Lapas Curup kelebihan Penghuni Hingga Dua kali Lipat Lebih

Rejang Lebong (Bengkulu), Suaralira.com -- Jumlah penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Curup yang membawahi tiga kabupaten Provinsi Bengkulu, saat ini mencapai 632 orang atau telah melebih kapasitas hingga dua kali lipat lebih dari seharusnya yakni 250 tahanan dan narapidana.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lapas Kelas IIA Curup Alfonsus Wisnu Ardianto melalui Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Rodi Ernando saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, 25 April 2021  mengatakan kapasitas lapas tersebut sebenarnya sebanyak 250 orang.
 
"Saat ini jumlah tahanan dan narapidana di dalam Lapas Klas IIA Curup mencapai 632 orang, dengan rincian jumlah tahanan ada 92 orang, 4 diantaranya adalah perempuan, selebihnya sebanyak 540 orang narapidana," kata Rodi.
 
Rodi mengatakan, 632 narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) tersebut selain berasal dari Kabupaten Rejang Lebong juga dari dua daerah lainnya yang menjadi wilayah tugas Lapas Klas IIA Curup yakni Kabupaten Kepahiang dan Lebong.
 
Kondisi lapas yang telah mengalami over kapasitas ini, membuat pihaknya harus menerapkan berbagai kebijakan dan program pembinaan mental dan pembinaan yang bersifat formal, seperti menggelar pertandingan olahraga, kesenian, dan kursus keterampilan kerja supaya situasi lapas bisa tetap kondusif.
 
Selain itu, pihaknya juga memberikan pembinaan kepada narapidana yang dilaksanakan oleh satker lainnya, seperti dari Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Bengkulu, Dinas Pendidikan Rejang Lebong, dan Kementerian Agama yang bisa memberikan dukungan hal-hal yang positif kepada penghuni lapas.
 
Sementara itu, selama bulan Ramadhan ini Lapas Klas IIA Curup juga memberikan pelayanan penitipan pakaian maupun makanan kepada warga binaan yang dilaksanakan mulai pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB.
 
"Kegiatan selama bulan Ramadhan tahun ini kita memberikan keleluasaan kepada warga binaan untuk melaksanakan ibadah seperti shalat tarawih di masjid dengan menerapkan protokol kesehatan, serta pelaksanaannya dibagi per kamar namun tidak mengundang penceramah," jelasnya Rodi. (Herwan/sl)