INU (RIAU), Suaralira.com -- Masyarakat kabupaten Indragiri hulu kusus nya sebagai pengurus dan anggota yang sudah terbentuk kedalam KUD Sukses Bersama Psikaian Bersatu, KUD Petalongan Makmur Jaya Sejahterah dan Pematang Jaya Bersama yang tergabung di dalam mulai hilang kepercayaan atas ajakan perusahaan untuk membuat ke mitraan kerjasama pola plasma KKPA yang selama ini sudah berlangsung hampir 2 tahun perencanaan namun hingga kini belum terealisasikan.
Hal ini di sampaikan oleh pengawas dan anggota KUD Petalongan Makmur Jaya Bersama yaitu Boimin, Bukhori, Sumidi, Sagala dan anggota kelompok, mereka meminta agar perusahaan memberikan kejelasan perencanaan rincian biaya yang di beban kan kepada semua anggota yang ikut sebesar 70 juta/hektarnya karena anggaran sebesar itu yang akan di beban kan sangat lah besar. Beberapa kali selalu di lakukan pertemuan namun yang di bahas hanyalah pembinaan, "jelas mereka.
Perusahaan perkebunan sawit PT Inecda Plantations yang berada di Kabupaten Indragiri hulu saat ini telah melakukan swakelola kemitraan dengan masyarakat untuk membentuk kebun plasma dengan areal yang akan di garap seluas 1300 hektar yang merupakan lahan masyarakat yang berada di titik empat kecamatan yaitu Rengat Barat, Pasir Penyu, Rakit Kulim, dan Kecamatan Seberida.
Tuntutan ini berdasarkan aturan Permentan no 98 tahun 2013 perusahaan wajib mempasilitas pembangunan kebun plasma seluas 20 persen dari areal yg di usahakan perusahaan.
Demikian di katakan Koordinator program plasma KKPA kebun PT Inecda Plantations "Narodon Damanik kepada wartawan Senin 31/05/2021 di ruang kerjanya, saat di tanya sejauh mana Saat ini perusahaan sudah melakukan progres terkait pola plasma KKPA kepada masyarakat, setakat ini perusahaan sedang melakukan pembinaan kepada kebun masyarakat yang sudah produksi untuk membawa hasil panen nya ke PKS dan membuat pembibitan kecambah sawit sebanyak 30 ribu bibit jenis yang di gunakan Damimas sejahterah.
Lanjutnya, ia berharap kepada masyarakat yang menjadi mitra pola KKPA PT inecda untuk bersabar menunggu proses yang masih di kerjakan dan berkelanjutan dan akhir tahun 2021 ini mudah mudahan untuk replanting akan di kerjakan karena juga harus menunggu pertumbuhan bibit usia 1 tahun baru bisa di tanam.
Mengenai biaya yang di kenakan kepada seluruh anggota 70 juta itu menurutnya belumlah finish bisa saja nanti berubah tergantung pihak perbankan akan memberika pinjaman, apakah dana itu akan tetap bisa keluar dari pinjaman yang di ajukan, makanya kita lihat saja kedepannya.
Dan untuk gelombang pertama yang mungkin akan di laksanakan replanting ada 900 hektar berlokasi di desa Petalongan kecamatan pasir penyu sebutnya. (Kusjul/sl)