Pemiik Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg Yang Orogan Terancam kena PHU

LUBUKLINGGAU, Suaralira.com -Puluhan emak emak warga RT 03, Kelurahan Senalang, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau, ramai-ramai mendatangi Kantor Lurah senalang, guna memprotes pangkalan gas elpiji subsidi, Rabu (8/12/2021) pagi.

Para emak-emak ini mendatangi kantor lurah guna mengadu dan memprotes ulah pemilik pangkalan yang bersikap semena-mena danĀ arogan kepada warga yang akan membeli gas elpiji 3 kilogram di pangkalan milik Tin, yang terletak di Jalan Kenanga II Lintas, Gang Kelapa, RT 06, Kelurahan Senalang, Kota Lubuklinggau. Warga merasa kecewa karena pemilik pangkalan sering memarahi dan berkata kasar kepada warga RT 03, bahkan para emak emak sering dilontarkan makian dan membuat hati mereka merasa teriris.

Akibat ulah pemilik pangkalan yang arogan, membuat warga takut dan tak ingin lagi membeli gas elpiji ke pangkalan tersebut, dan jika tidak memiliki solusi dari Pemerintah setempat warga lebih memilih masak menggunakan kayu api (puntung) "Menurut Arni Anita (60) warga RT 03, Kelurahan Senalang menyebut kalau dia sering dimarah dan dihina, selaku orang tua Arni tidak terima dan merasa sakit hati dengan perkataan pemilik pangkalan.

"Ibu-ibu di RT 03 ini muka penghianat, muka munafik, aku ada disana saat itu, Ibu RT 03 ini tidak tahu prosedur, tidak menurut aturan, banyak cingcongnyo, ibu RT 03 mengambil berduyun duyun kayak orang gila semua,"kata Arni kepada wartawan saat menceritakan perkataan kasar pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg, Rabu.

Disambung emak emak lainnya Wahina (61), jadi mereka tidak terima warga RT 03 mengambil gas disana, jadi wajah wajah warga RT 03 sudah ditanda dan tidak terima bila akan mengambil gas elpiji disana, dengan alasan yang tidak tepat.

Padahal terang Wahina, peraturan dari pangkalan tersebut sudah warga turuti, mulai dari yang awalnya harganya Rp16.000, kini ke harga Rp 18.000 sudah dituruti dan disetujui, tapi warga selalu saja ditolak dan dimarah marah. "Disuruh bawa Kartu Kelurga (KK) yang asli kami bawa, terus KTP suami di pres, sudah kami pres, jadi mau bagaimana lagi,"ujarnya

Bahkan, pemiliki pangkalan meminta warga membawa uang pas, karena pemilik pangkalan tidak mau memberikan uang kembalian dari pecahan Rp.20.000, sehingga tidak ada sosok, dan itu sudah dituruti warga, sehingga sebelum kepangkalan warga sudah terlebih dahulu menukar uang pas.

Selain itu Dipangkalan milik Tin sendiri, harga satu tabung yang semestinya Rp.16.000, dijual dengan harga melebihi aturan dari Pemerintah yakni dengan harga Rp.18.000. Padahal dipangkalan lain, harga gas elpiji subsidi dijual dengan harga Rp.16.000, warga menyebut ini merupakan fakta yang sebenarnya dan tidak mereka tambah tambahkan. Dan kenaikan harga tersebut dimulai sejak minggu kedua awal pembelian gas.

Karena Wahina menyebut, sebelumnya warga RT 03, membeli gas elpiji 3 kilogram di pangkalan yang yang ada di RT 01, namun warga RT 03 untuk pembelian gas elpijinya, mulai Oktober 2021, sudah dialihkan ke pangkalan di RT 06 sekarang.

Dan karena sering ditolak dan dimaki maki oleh pemilik pangkalan, oleh sebab itu warga mendatangi kantor Lurah Senalang, agar pembelian gas elpiji subsidi dipindah dan tidak lagi di pangkalan tersebut. "Kami tak mau lagi, kami ingin pindah, kami tak mau dikatakan orang gila, kami dak mau ditunjuk tunjuk, kami ini orang tua,"teriak emak emak dengan kompaknya.

Jadi warga meminta tolong kepada Pemerintah, minta pindahkan pangkalan, dan tentunya mereka tidak mau lagi membeli gas di pangkalan Tin. "Apabila tidak dipindahkan biarkanlah kami memasak menggunakan kayu api,"ucap emak emakĀ  didepan kantor lurah. "Zainal (50) juga mengaku geram dengan ulah pemilik pangkalan yang sering marah marah tanpa sebab.

Jadi dia juga mewakili para emak emak meminta kepada pemerintah agar memindahkan pangkalan tersebut, karena semua warga di RT 03, merasa kecewa dengan ulah oknum tersebut. Padahal tegas Zainal, kuota gas sekitar 200 tabung setiap minggunya, jadi apa alasan pemilik pangkalan .(tulentino/Sl)