Gedung Rektorat Universitas Brawijaya Malang. (Foto istimewa)

Selain Isu KKN, Pilrek UB Juga Dibayangi Dugaan Pemilihan Senat Ilegal

MALANG (JATIM), suaralira.com - Sejumlah nama saat ini sudah terjaring dalam tahap pada Pemlihan Rektor Universitas Brawijaya (UB). Tahapannya juga diketahui terus bergulir hingga ditetapkannya Rektor UB definitif. 
 
Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 6 nama bakal calon yang telah terjaring. Keenam calon  kandidat bakal rektor periode 2022-2027 itu,  diantaranya, Direktur Fakultas Vokasi Prof.Dr.Unti Ludagdo  SE. M.Si, AK , Dekan Fakultas MIPA Prof. Dr Widodo.S.Si.M.Si.Ph.D.Sc , Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Prof.Dr.Ir.Imam Santoso MP, Dekan Fakultas Teknik, Drs. Andi Fefta Wijaya, MDA, Ph.D, Dekan Fakultas Administrasi, Prof.Dr. Marjono  M.Phil, Prof Chandra Fajri Ananda, SE, M.Sc, Ph.D, Staf Khusus Menkeu dan mantan Dekan Ekonomi dan Bisnis.
 
Informasi yang dihimpun media ini, dari 6 nama tersebut, dikabarkan sudah ada 3 nama yang dinilai menjadi kandidat kuat untuk memimpin UB menggantikan Rektor lama, Prof.Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS, yang masa jabatannya segera habis pada awal April 2022 ini.
 
Ketiga nama tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP, dan Prof. Candra Fajri  Ananda SE, M.Si, AK, Ph. dan Prof Marjono, M. Phil.Calon kuat tersebut bakal menjadi Rektor UB menggantikan Prof.Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS, yang masa jabatannya segera habis pada awal April 2022
 
Sayangnya, jelang Pemilihan Rektor UB ini, muncul sejumlah isu terjadinya dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), di lingkungan civitas akademika UB. Yakni pemilihan ketua senat dan sekretaris yang ilegal. 
 
Pasalnya Ketua Senat dan Sekretaris Senat Universitas Brawijaya sudah habis masa jabatannya sejak 28 Februari 2021 sesuai Keputusan Rektor UB nomor 2332 tahun 2017.
 
Seharusnya dilakukan pemilihan kembali dengan Peraturan Mendikbud dan Ristek Nomor 58 tahun 2018 tentang Statuta Universitas Brawijaya dan Peraturan Rektor UB nomor 47 tahun 2015 tentang Kedudukan dan Susunan Senat Universitas Brawijaya.
 
"Namun, proses pemilihan Ketua Senat dan Sekretaris Senat Universitas Brawijaya diduga tidak sesuai prosedur, dengan mengangkat kembali ketua dan sekretaris yang lama. Hal itu disinyalir sebagai langkah untuk memuluskan salah satu calon rektor dalam pemilihan rektor 2022-2027 dari kelompok tertentu," ujar Ketua DPD LIRA Malang Raya, M. Zuhdy Achmadi. 
 
Bahkan adanya pemilihan Majelis Wali Amanah UB yang tidak dilakukan secara semestinya juga untuk memuluskan calon tertentu untuk melanggengkan kekuasaan kelompok tertentu di Universitas Brawijaya.
 
Seperti diberitakan sejumlah media
praktek KKN Universitas Brawijaya terjadi antara lain, dalam rekruitment dosen, staf dan pegawai Universitas Brawijaya. Bahkan KKN juga terjadi dalam pengangkatan dan penetapan pejabat di lingkungan kampus. 
 
"Sebagai lembaga pendidikan yang menciptakan  para intelektual dan akademisi yang demokratis seharusnya tidak terjadi hal itu. Berbagai kalangan mulai pejabat di Universitas Brawijaya sampai staf dan pegawai menyayangkan peristiwa tersebut. Apalagi KKN tersebut dilakukan hanya untuk kepentingan kelompok-kelompok tertentu," pungkas Didik.
 
Sementara, itu saat coba mengkonfirmasi, media ini tidak begitu banyak mendapatkan informasi. Dari tiga orang yang disebut sebagai panitia pemilihan Rektor UB tidak ada yang memberi keterangan secara mendetil. Salah satunya adalah Prof. Arifin, yang ketika dikonfirmasi tidak mengaku sebagai panitia pilrek, dia hanya membenarkan bahwa akan ada pemilihan Rektor UB dalam waktu dekat. Padahal menurut informasi dia sebagai ketua panitia pilrek.
 
"Iya betul," ujarnya saat dihubungi melalui pesan singkat. Sedangkan untuk informasi lebih lanjut, yang bersangkutan mengarahkan untuk datang langsung ke sekretariat panitia. 
 
"Silahkan datang ke Sekretariat Panitia," tegasnya. 
 
Sementara salah satu Dosen Teknik Elektro Universitas Brawijaya (TE-UB), Sholeh, yang juga disebut sebagai panitia juga enggan memberikan keterangan. Yang bersangkutan malah menepis kabar bahwa dirinya bukan bagian dari panitia Pemilihan Rektor UB. 
 
"Maaf saya bukan panitia. Jadi tidak tepat kalau mewawancairai saya," ujarnya singkat. (Dar/ sl)