Suaraliira.com, Inhu - Kegiatan Seminari Perfektif baru dalam ketahanan pangan yang merupakan misi mahasiswa untuk indonesia emas dengan mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dilaksanakan pada Senin tanggal 20 Januari 2025 pukul 10.30 Wib.
Bertempat di Wisma Ferdi Jl Raya Pematang Reba-Pekan Heran Kelurahan Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu.
Kegiatan seminar tersebut di hadiri oleh Letkol Inf Emick Chandra Nasution M.P.M ( Dandim 0302/Inhu )
Lettu Inf Musdaliansyah ( Pasi Ter Kodim 0302/Inhu ),Joni Maryanto, S.Pi, M.Si ( Plt Kadis ketahanan pangan Kab. Inhu ), Jaka eka Saputra ( Pembina mahasiswa BEM se-Riau )
Alfikri Habibullah ( Koordinator pusat BEM se-Riau ),Chandra Oktorianda ( Koordinator BEM se-Riau ), Shendy Septian Pratama ( koordinator BEM Kab Inhu ),Para perwakilan Mahasiswa-mahasiswi Inhu sekitar 60 Orang.
Diawali dengan Sambutan Koordinator BEM se-Riau Chandra Oktorianda yang terlebih dahulu menyampaikan kepada undangan serta Dandim yang secara langsung menghadiri kegiatan ini, dan kepada seluruhMahasiswa-mahasiswi yang hadir.
Dikesempatan ini dirinya meminta agar rekan rekan mahasiswa dan mahasiswi nanti dapat memberikan masukan ataupun pendapat nantinya akan dapat disampaikan oleh Dandim 0302/Inhu .
Selain itu diharapkan juga dapat mendengarkan apa yang disampaikan oleh Dandim yang nantinya menjadi ilmu kita."pesan Chandra.
Sementara diwaktu yang sama Komandan kodim 0302/inhu (DANDIM) Letkol Inf Emick Chandra Nasution M.I.P sebagai pemateri atau Narasumber Memaparkan dan menjelaskan dan sekaligus memberikan motivasi kepada mahasiswa dan mahasiswi yang hadir di Riau serta undangan yang hadir.
Penyampaian itu terkait dengan
Swasembada Pangan Menuju Indonesia Emas", selanjutnya juga menyampaikan tentang peta politik dunia dan ancaman saat ini yang salah satu contoh di tahun 2024 dari 8,2 miliar penduduk dunia ada sekitar 3,3 miliar manusia akan hidup didaerah tropis dan 4,9 miliar hidup didaerah non trofis.
Artinya bahwa nantinya akan memiliki potensi vegetasi (cocok tanam sepanjang tahun tetapi tidak di manfaatkan secara maksimal pada khususnya di indonesia banyak lahan yg terlantar, tidak diolah, dan banyak lahan akan alih fungsi lahan serta banyak kalangan muda tidak dan tidak mau bertani" papar Dandim
Selain itu, lanjut Dandim kita akan menghadapi tantangan pembangunan pertanian, 2024-2029 diantaranya terkait adanya Perubahan iklim yakni kekeringan juga kebanjiran, sehingga gagal panen" terangnya.
Selanjutnya juga kita menghadapi terkait dengan Kondisi perekonomian global Yang nilai tukar rupiah lemah
Dan biaya produksi jadi mahal serta
lemahnya ekspor sehinggaGejolak harga pangan global menjadi mahal.
Untuk pengaruh lain juga disebabkan oleh bencana alam sehingga gagal panen ditambah lagi dengan adanya Peningkatan jumlah penduduk sementara lahan tersedia sudah melebihi kapasitas lahan yang tersedia.
Tidak hanya itu jika ditinjau dari aspek terkait dengan Aspek distribusi bahwa Negara Indonesia sebagai negara kepulauan dan Alih fungsi lahan ada sekitar 100 ribu ha /tahun.
Untuk mewujudkan Visi Misi Presiden 2024 - 2029 Bersama Indonesia maju menuju Indonesia Emas sebut Dandim yang tertuang diantaranya ada misi terhadap 8 Misi Asta Cita, 17 Program Prioritas, 8 Program Hasil Terbaik Cepat juga disampaikan tentang Fondasi Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo.
Dan Para Pemimpin Negara Indonesia yang berkelanjutan Pembangunan dalam Menghadapi Tantangan Strategis Bangsa Indonesia
Dengan Prinsip-Prinsip Ekonomi Pancasila Berdasarkan UUD 1945.
Dandim juga menjelaskan bahwa ada Unsur dalam asta cita Yakni dengan Mendorong Kemandirian melalui swasembada Pangan, Energi, Air dan Ekonomi tentunya sangat diperlukan adanya peran aktif koperasi serta Hilirisasi untuk meningkatkan tambah nilai" ungkapnya
Dalan seminar tersebut Dandim juga menjelaskan ada 8 Program hasil terbaik cepat diantaranya dengan adanya Memberi makan siang bergizi dan susu gratis.
Untuk ketersediaan lumbung pangan nasional sebagai kuncinya utama dalam swasembada pangan Dandim menjelaskan perlu kemantabpan yang baik yakni pada Irigasi/Infrastruktur (PU), ID food, Pupuk bersubsidi (PIHC), ketersediaan Padi gogo/sawit , Program cetak sawah dan
Bulog.
Untuk mengadapi itu semua tentu diperlukan dan ada tangetnya diantara nya Target pengawalan LTT (reguler, OPLAH dan CSR), Target Pengawalan Luas Tanam, Padi Gogo Luasan 300.000 Ha adanya tensi Tanam (KemenPU) dengan Luasan Sekitar 300.000 Ha, adanya Pompanisasi Tadah Hujan (PAT) dengan Luasan 300.000 Ha serta target cetak sawah
Tahun 2025 Luasan 500.000 Ha.
Selain itu juga perlu adanya ketersediaan terhadap OPLAH 2024 Luasan 351.000 Ha, OPLAH 2025 Luasan 500.000 Ha dan kesemua
Regulernya dengan Luasan sekitar 17.200.000 Ha.
Dandim juga dalam seminar tersebut juga disampaikan terhadap adanya
Peran TNI dalam pengawalan pendampingan swasembada pangan
tetap lakukan Koordinasi dengan pemerintah daerah, stake holder, dan penanggung jawab satgas swasembada pangan hingga ke ditingkat kabupaten
Serta Melakukan pengawalan dan pendampingan optimasi lahan rawa (OPLAH) dan tetap mendukung dalam pengelolaan sawah eksisting secara komprehensif termasuk pengelolaan air serta Membantu petani dengan pendampingan dari bintara pembina desa (Babinsa) bersama penyuluh pertanian.
Diakhir penyampaian Dandim sebagai narasumber mengatakan bahwa TNI juga dapat Memberikan konsultasi jika ada hambatan di provinsi, kabupaten terkait, Pengawasan distribusi sarana produksi pertanian dan alat mesin pertanian serta Memberikan motivasi dan edukasi kepada brigade pangan"tutup Dandim (Prs.sl)