Sosialisasi Bukan karena MPR Kurang Pekerjaan

BANDUNG (suaralira.com) - Dalam kesempatan sosialisasi tersebut, Hidayat pun menyampaikan kegiatan sosialisasi empat pilar MPR selama ini bukan karena MPR kurang memiliki pekerjaan, tapi karena perintah UU MD3 No 17 Tahun 2014 (dulu susduk MPR) dan dikuatkan Inpres 2005 tentang  pentingnya dan keharusan sosialisasi empat pilar.


"Sekali lagi kegiatan ini bukan karena MPR lagi cari kerjaan tapi tugas yang sangat dipentingkan karena MPR yang diperintahkan oleh UU untuk lakukan sosialisasi ini, “ kata HNW.


Ditegaskan Hidayat  tak ada warganegara di dunia manapun   membiarkan warganegaranya tidak tahu tentang filsafat negaranya, dasar negara, UUD, ideologi negaranya. Saat ini lanjutnya sedang terjadi perang asimteris atau proxy war.


Perang asimetris adalah suatu model peperangan  dikembangkan dari cara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan yang berlaku. Dengan spektrum perang sangat luas dan mencakup aspek-aspek astagatra (perpaduan antara trigatra: geografi, demografi, dan sumber daya alam/SDA; dan pancagatra: ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya). Perang asimetri selalu melibatkan peperangan antara dua aktor atau lebih, dengan ciri menonjol dari kekuatan yang tidak seimbang.


Dari data yang dihimpun, Indonesia saat ini menjadi target perang asimetris di berbagai sektor politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan. “Jika pemerintah tidak tanggap dan tidak serius menghadapinya, kepentingan nasional bisa terancam. Akan mudah memusnahkan atau melibas suatu negara jika rakyatnya tak mengetahui ideologi, filsafat dan dasar negaranya, “ katanya. (b/sl)