Idrus Marham Janji Temui Pengurus Golkar 34 Provinsi

JAKARTA (suaralira.com) - Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham berjanji akan menemui pengurus Partai Golkar di 34 provinsi dalam kurun waktu tiga bulan apabila dirinya terpilih menjadi Ketum Partai Golkar dalam Munaslub Partai Golkar yang berlangsung di Bali, pada 17-19 Mei nanti. Idrus pun berjanji akan melakukan dialog dengan pengurus Golkar daerah yang merupakan subyek gerakan kebangkitan partai dan kader pilihan partai.

 

“Dalam tiga bulan saya harus bisa kunjungi 34 provinsi, bahkan bila perlu dua bulan, “ujar Idrus Marham dalam acara diskusi serial calon Ketum Partai Golkar di Jenggala Center Jakarta, Jum’at (15/04/2016).

 

Dalam kunjungan ke provinsi, Idrus telah menjadwalkan akan melakukan pertemuan dengan dengan jajaran pengurus tingkat provinsi, kabupaten/kota. "Saya harus positif, mereka adalah kader pilihan dan pemilih suara terbesar. Di situ hanya satu jam untuk briefing, tidak perlu berlama-lama," kata dia.

 

Ujarnya, Selain berdialog dengan pengurus partai, dia berjanji akan mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, aktivis, tokoh agama dan elemen masyarakat lain di masjid. “Tak sulit bagi saya, kalau jadi Ketum saya akan aktif cukup tiga jam.“

 

Malam harinya lanjut Idrus, dia akan mengagendakan melakukan pertemuan dengan pimpinan redaksi dan para wartawan di daerah  sebagai mitra yang kritis untuk berbagi informasi dan pengetahuan. "Justru kalau menghindar dari media, tidak layak menjadi pimpinan,“ katanya.

 

Idrus menambahkan  caketum Golkar mendatang tak boleh menghindari dari diskusi dan menghindari dialog dengan masyarakat atau kader partai. “Tidak bisa ketum mendatang menghindar dari diskusi. Ketum mendatang harus mau mendengar dan menjemput masalah partai di daerah, “ katanya.

 

Idrus mengaku selama menjadi Sekjen, dia belum maksimal menjalan roda organisasi partai berlambang pohon beringin, termasuk melakukan kunjungan-kunjungan ke daerah dalam rangka menyosialisasikan dirinya sebagai salah satu caketum Partai Golkar. “Saya baru berkunjung ke 13 provinsi karena disibukkan kegiatan-kegiatan partai,“ ujarnya.

 

Idrus mengatakan  parpol selama ini lebih banyak dijadikan tiket politik dan bukan sebagai alat perjuangan. Dengan demikian parpol tak lagi memberikan manfaat karena setelah menggunakan tiket politik, konsekuensinya maka yang ada transaksi politik. “Bukan lagi memperjuangkan ideologi, tidak ada lagi militansi kader. Ini menjadi persoalan Golkar dan parpol lain,“ katanya seraya mengatakan di pilkada tak ada lagi pertimbangan ideologi dalam koalisi.

 

“Untuk menjadi caketum, kematangan ideologis tak lagi menjadi dominan, tapi yang dilihat dana,“ paparnya. (bs/sl)