RAQQA (suaralira.com) - Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 50 orang di di Orlandao, Amerika Serikat.
Bahkan, ISIS telah merilis ancaman serangan itu tiga hari sebelum serangan dilakukan pada Minggu (12/6/2016), seperti dirilis Daily Mail.
Pelakunya, seorang pria kelahiran AS yang telah berjanji setia untuk ISIS. “Serangan bersenjata yang menargetkan sebuah klub malam kaum gay di Orlando, Florida yang menewaskan puluhan orang dilakukan seorang pejuang ISIS," kata Amaq seperti diberitakan Reuters.
Penembakan yang menewaskan puluhan orang di Orlando itu merupakan insiden dengan kematian paling banyak sejak serangan teror terburuk di negara itu pada 11 September 2011.
Omar Mateen (29), pria penyerang, dari Fort Pierce, Florida, adalah warga keturunan Afganistan. Mateen pernah diinterogasi FBI pada 2013 dan 2014, namun petugas tidak menemukan potensi ancaman.
Sebelum klaim ISIS muncul, aparat kemanan AS telah mengaitkan Mateen dengan jaringan teroris karena melakukan panggilan darurat ke 911 dan bersumpah setia kepada ISIS.
Meskipun belum diverifikasi, namun deklarasi setiap kepada ISIS pernah juga dilakukan para simpatisan, termasuk penembakan di San Bernardino pada Desember 2015.
Penembakan massal di Orlando juga terjadi beberapa minggu setelah petinggi ISIS mengeluarkan seruan untuk serangan di seluruh dunia selama Ramadhan tahun ini.
Dalam rekaman audio yang dirilis pada 22 Mei, juru bicara ISIS, Abu Muhammad al-Adnani menyerukan "satu bulan bencana di mana-mana untuk non-Muslim," terutama di Eropa dan AS.(kompas.com)