Menhan Prancis Ingatkan Operasi Merebut Mosul Bisa Berlangsung Berbulan-bulan

BAGHDAD, SUARALIRA.com - Operasi militer merebut Mosul, Irak, dari Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tidak akan berjalan singkat. Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Drian, memperingatkan operasi itu bisa memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. 
 
"Itu akan menjadi pertempuran panjang, bukan hanya blitzkrieg... Ini adalah urusan panjang yang akan berlangsung selama beberapa minggu, bahkan beberapa bulan," ucap Drien kepada wartawan di Paris, seperti dilansir AFP, Selasa (18/10/2016).
 
Blitzkrieg, yang berasal dari bahasa Jerman, berarti 'perang kilat'. Blitzkrieg sendiri merupakan sebutan untuk taktik militer yang berlangsung singkat, yang mengandalkan serangan mendadak, cepat dan tak terduga sehingga musuh lengah.
 
Operasi merebut Mosul dari ISIS yang direncanakan sejak lama, mulai dilancarkan pada Senin (17/10) waktu setempat. Sedikitnya 30 ribu pasukan militer dikerahkan secara langsung dalam operasi ini, yang terdiri atas tentara pemerintah Irak, pasukan Kurdi dan petempur Sunni. 
 
Koalisi pimpinan AS memberikan dukungan via udara dan daratan. Sementara lebih dari 5 ribu tentara AS juga dikerahkan dalam misi dukungan, sama seperti tentara dari Prancis, Inggris, Kanada dan beberapa negara Barat lainnya. Mereka tidak terjun langsung dalam operasi militer ini.
 
Militer AS sendiri juga menyebut pertempuran ini akan berlangsung lama dan sulit. Diperkirakan ada sekitar 4 ribu hingga 8 ribu militan ISIS yang kini bersembunyi di Mosul, yang dianggap ibu kota kekhalifahan ISIS di Irak.
 
Dengan populasi 1,5 juta jiwa, Mosul merupakan kota terbesar yang kini masih dikuasai ISIS. Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyebut momen merebut kembali Mosul akan menjadi momen menentukan dalam mengalahkan ISIS. 
 
Namun perjuangan merebut Mosul tidak hanya memiliki tantangan militer, tapi juga tantangan kemanusiaan, seiring PBB memperingatkan adanya eksodus warga sipil Mosul yang jumlahnya bisa mencapai 1 juta jiwa.
 
Prancis akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional untuk membahas masa depan politik Mosul, pada Kamis (20/10) waktu setempat. Selanjutnya, para Menteri Pertahanan negara-negara yang tergabung koalisi pimpinan AS melawan ISIS akan bertemu di Paris, pekan depan untuk mengkaji kemajuan dari operasi merebut Mosul itu. (dtc/sl)