CILACAP (suaralira.com) – Sebuah bus dan iring-iringan mobil minibus mulai masuk Dermaga Wijayapura dengan kawalan ketat polisi sekitar pukul 18.21 waktu setempat. Aroma eksekuti 14 terpidana mati kasus narkoba di Lapas Nusakambangan sejak Kamis (28/07/2016) sudah mulai terasa.
Bus tersebut mengangkut keluarga para terpidana mati dan para jaksa eksekutor. Dimana keluarga terpidana mati berada di dalam bus Sibarani warna orange dengan nopol AA 1521 CM, dan rombongan keluarga datang bersama rombongan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Tengah, seperti dilansir jpnn.
Sedangkan tim jaksa eksekutor datang menggunakan mobil bernomor polisi R 100 KK. Sekitar pukul 19.00, Romo Carolus yang selama ini dikenal sebagai rohaniawan untuk para napi beragama Kristen, juga datang ke Dermaga Wijayapura.
Meski begitu, Romo Carolus yang tadi malam memakai batik warna kombinasi hijau dan ungu enggan diwawancarai wartawan. Dia langsung berlalu menuju ke pintu masuk Pos Penyeberangan Dermaga Wijayapura dengan langkah terburu-buru.
Sebelumnya sekitar pukul 11.00, Koordinator Rohaniawan Lapas Nuskambangan, KH Hasan Makarim, juga terlihat datang ke Dermaga Wijayapaura dan menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Meski begitu, pria berkacamata yang biasanya sangat mudah diwawancarai wartawan itu memilih bungkam saat ditanya soal eksekusi.
Namun Hasan enggan membeberkan informasi terkait eksekusi. "Semua informasi terpusat di Kejaksaan Agung, semua informasi ada di gedung bundar,"ujarnya singkat.
Sekitar pukul 19.32, serombongan mobil keluarga terpidana mati juga memasuki Dermaga Wijayapura. Rombongan berwajah khas Tiongkok itu juga terlihat terburu-buru juga Saat ditanya wartawan apakah mereka dari keluarga terpidana mati asal Cina, mereka memilih bungkam.
Eksekusi terhadap para terpidana mati ini selain diikuti pengamanan super ketat, juga menjadi momen yang paling bersejarah. Selain jumlah napi yang harus mengakhiri ajalnya di depan regu tembak jumlahnya cukup banyak, pengamanan maupun personil regu tembak yang dilibatkan cukup banyak.
Berdasarkan informasi, regu tembak yang dipercaya untuk memuntahkan timah panas bagi 14 terpidana mati mencapai 198 personel. Jumlah ini masih ditambah dengan keterlibatan regu pengawal mencapi 140 personel serta ratusan personel lain yang mendapat tugas selama proses eksekusi di ring 1.
Selain di lokasi eksekusi, pengamanan juga dilakukan di sejumlah titik yang masuk kawasan ring II mulai dari kawasan Dermaga Wijayapura hingga dermaga Sodong dan Lapas Batu. Peningkatan pengamanan secara signifikan memang sudah terlihat sejak Rabu (27/07) dengan disterilkanya kawasan Dermaga Wijapaura.
Selain dipasang portal dan barikade, polisi juga memperketat pengawasan kendaraan yang masuk area Dermaga Wijayapura. Malam harinya, ratusan personel Brimob dari Solo dan Purworejo terlihat diseberangkan ke Pulau Nuskambangan.
Kamis (28/07), pasukan Brimob yang diangkut dengan sebuah bus juga menyeberang ke Pulau Nusakmbangan dengan Kapal Pengayoman milik Kanwil Kemenkum HAM Jawa Tengah. Mobil pembawa personel Brimob datang bersamaan dengan kedatangan iring-iringan mobil Patwal milik Ditlantas Polda Jawa tengah.
"Mobil-mobil Patwal itu akan mengawal ambulan pembawa jenazah setelah pelaksanan eksekusi,"ujar sumber resmi. Apakah itu merupakan regu tembak, sumber Radar Banyumas menyatakan biasanya regu tembak datang beberapa saat sebelum pelaksanaan eksekusi bersama rohaniawan. (**)