PEKANBARU (suaralira.com) - Sejak diwacanakannya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sistem full day school, atau sekolah sepanjang hari secara nasional, memantik pro dan kontra dari berbagai kalangan di Indonesia. Baik KPAI, termasuk kalangan DPRD Pekanbaru.
Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Ferry Sandra Pardede menilai, jika diterapkan sistem full day school akan mengungkung kehidupan sosial anak-anak. Terutama masa interaksinya dengan orangtua, keluarga, lingkungan serta sama saja merampas masa bahagia anak-anak.
Menurutnya, sistem ini perlu dikaji secara mendalam lagi, sehingga tidak merugikan banyak pihak. Bayangkan saja, jika anak-anak dikurung satu harian di sekolah, bagaimana kelanjutan kehidupan sosialnya nanti.
"Saya tidak setuju. Saya kira kawan-kawan anggota dewan lain juga demikian. Karena anak-anak butuh interaksi dengan teman-teman, terutama keluarganya di rumah, apalagi di Pekanbaru kondisi ekonomi masyarakat belum mumpuni," sebut Ferry sebagaimana yang dikutip Tribunpekanbaru.com, Rabu (10/8/2016).
Seperti diketahui, Mendikbud Muhadjir Effendy berencana menerapkan sistem full day school. Sistem itu diberlakukan untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), dengan harapan bisa membangun karakter anak. Tujuannya agar anak tidak liar di luar sekolah ketika orangtua belum pulang kerja.
-
Home
- Redaksi
- Indeks Berita