suaralira.com - Sebanyak 15 tentara Filipina tewas saat menyerbu Abu Sayyaf. Duel antara militer dan kelompok militan ini pecah sejak kemarin, Senin (29/8).
The Inquirer, Selasa (30/8) melaporkan, tewasnya tentara Filipina ini sudah dikonfirmasi oleh Juru Bicara Pasukan Mindanao Barat Mayor Filemon Tan Jr. Tan menyebutkan penyerbuan dilakukan di Patikul, Sulu kemarin hingga matahari terbenam.
"10 Tentara terluka dalam baku tembak di Sitio Kan Jalul di Barangay Maligay. Duel terjadi antara pasukan militer dan militan Abu Sayyaf," ucap Tan.
Tan menambahkan, kebanyakan anggota militer yang ikut dalam perang ini berasal dari Batalyon Infantri 35.
Perang ini terjadi mengikuti perintah Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte. Mantan Wali Kota Davao tersebut meminta militer untuk menghabisi Abu Sayyaf karena dianggap sebagai pelaku kejahatan.
Duterte yang mengaku sempat kagum pada kelompok separatis berbaiat Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini, mengatakan Abu Sayyaf kini sudah tidak memiliki dasar perjuangan lagi.
Dulu, Duterte menganggap Abu Sayyaf memiliki semangat juang tinggi terutama pada Bangsamoro. Kini, semua sudah tidak sama lagi, kareananya dia memerintahkan militernya untuk menghabisi Abu Sayyaf.
"Kalian (Abu Sayyaf) memperlakukan manusia layaknya ayam. Habisi mereka semua. Mereka adalah pelaku kejahatan keji," pungkas Duterte.
Sementara itu, tiga pemimpin Abu Sayyaf serta 18 militan tewas dalam dua hari insiden baku tembak dengan pasukan militer pemerintah Filipina.
-
Home
- Redaksi
- Indeks Berita