MOSKOW, SUARALIRA.com - Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev ditahan atas tuduhan menerima suap senilai USD2 juta (sekira Rp26,64 miliar). Dana sebesar itu diterima Ulyukayev dalam kesepakatan besar yang melibatkan BUMN minyak Rusia, Rosneft.
Ulyukayev diduga menerima suap untuk memberikan penilaian postif pada Rosneft. Penilaian tersebut memungkinkan Rosneft mengakuisisi 50 persen saham di perusahaan minyak lainnya, Bashneft. Demikian diungkap Komisi Penyelidik Rusia, seperti dinukil dari Guardian, Selasa (15/11/2016).
Ulyukayev merupakan negarawan tingkat tinggi di Rusia yang ditangkap sejak upaya kudeta gagal pada 1991. Komisi Penyelidik - yang melapor langsung ke Presiden Rusia Vladimir Putin - akan mengenakan dakwaan kepada Ulyukayev dalam waktu dekat.
"Ulyukayev ditahan tadi malam, setelah kami interogasi," ujar salah satu petugas Komisi Penyelidik.
Hingga kini belum dijelaskan secara rinci apa tuduhan yang ditimpakan pada Ulyukayev. Ia sendiri telah mengawasi privatisasi berbagai aset Pemerintah Rusia.
Juru bicara pusat pemerintahan Rusia, Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan ke stasiun berita Tass, yang menimpa Ulyukayev adalah tuduhan yang amat serius.
"Dalam kasus mana pun, hanya pengadilan yang dapat menentukan semuanya," tutur Peskov.
BUMN milik Rusia, Rosneft, membeli 50 persen saham Bashneft seharga 330 miliar rubel atau sekira USD5 miliar (Rp66,6 triliun) pada Oktober. (okz/sl)