Gadis Tulungagung Raih Suma Cumlaude dari University of Kentucky

JAKARTA, SUARALIRA.com - Latar belakang keluarganya yang berasal dari keluarga sederhana, tak memutuskan harapannya untuk menjelajah dunia. Dia adalah Ratna Setyaning Widayanti, pemudi asli Tulungagung, Jawa Timur, lulusan Suma Cumlaude dari University of Kentucky, Amerika Serikat. 
 
Sudah sejak SMP ia menunjukkan kalau dirinya haus sekali pengalaman. Ratna memulainya dengan mengikuti seleksi masuk sekolah asrama di kota paling ia impikan, Malang.
 
"Sejak SMP aku selalu pengin mencoba pengalaman baru, termasuk ke Malang. Saat itu, aku sering ikut lomba yang dikemudian aku akan diberangkatkan ke Malang, tapi nggak ada yang lolos. Akhirnya dapet kesempatan bisa sekolah di sana. Aku emang suka bertualang, jauh dari rumah, mencari pengalaman baru," papar gadis kelahiran 21 Desember 1993 ini, Jumat (16/9/2016). 
 
Di Malang, mimpi-mimpi Ratna makin membentang. Sejak tahun kedua ia mantap dengan keinginannya menjejalah satu lagi tempat, kali ini tak hanya menyebrang kota, tetapi melintasi benua. 
 
Beruntung, sekolahnya, Sampoerna Academy Boarding School memang punya program khusus untuk siswa-siswa terpilihnya melanjutkan pendidikan ke Amerika. Berkat kegigihannya, Ratna berhasil lolos diberangkatkan ke Kentucky, Amerika Serikat. Sejak 2011 hingga empat tahun ke depannya, Ratna menyandang status mahasiswa jurusan Matematika University of Kentucky. 
 
"Aku suka matematika, dan menurutku matematika itu ilmu yang general. Akan dibutuhkan di mana-mana," ucap gadis berkeredung ini.
 
Jika kebanyakan pendatang baru di negara asing pertamanya kewalahan dengan perbedaan makanan dan bahasa, kegagapan yang pertama Ratna merasa perlu selesaikan adalah jadwal kesehariaannya yang banyak jam kosongnya. 
 
"Kuliahnya nggak makan banyak waktu, tidak sepadat dulu waktu SMA. Terlalu banyak waktu luang aku bisa bosen," kenang Ratna. 
 
Tak lama setelah memulai kuliah, ia melamar kerja paruh waktu ke sebuah kafe ternama tak jauh dari asramanya. Karena kecakapan dan ketelatenannya, Ratna diterima. Tak disangka, bekerja di kafe ini menjadi momen penting bagi Ratna. 
 
Dari penghasilannya, ia bisa menabung hingga dapat dipakai untuk plesir ke satu lagi negara favoritnya, Jepang. Dan yang terpenting, ia bisa memberangkatkan kedua orangtua beserta satu adiknya ke Amerika untuk menyaksikan upacara wisudanya.
 
"Aku bekerja 12 hingga 20 jam perminggu. Selama tiga tahun, awalnya aku jadi barista, kemudian di tahun kedua diangkat menjadi supervisor. Penghasilannya USD 7,25 hingga USD 9 perjamnya, itu aku tabung," kata gadis yang juga mendapatkan beasiswa full dari sekolahnya dulu dan lembaga kampusnya karena ia terpilih menjadi international student ambassador ini.
 
Sukses di Akademis 
 
Sekali memulai maka jalankan sebaik mungkin, prinsip itulah yang dipegang Ratna. Di dunia akademis pun, Ratna membuktikan kegigihannya sekali lagi. 
 
Ada yang bisa menebak berapa GPA yang dicapai Ratna? Mahasiswa yang bekerja part-time, dan masih bisa menyempatkan waktu untuk berorganisasi ini sukses bikin orangtuanya yang jauh-jauh diberangkatkan dari Indonesia saat wisuda bahagia dan bangga sekaligus. Ratna diwisuda sebagai lulusan suma cumlaude dengan GPA 3,87.
 
"(Akademisnya) diambil senangnya saja. Jadi aku enjoy menjalaninya. Nggak terasa beban. Aku biasa belajar malam, seseselai kerja," kata Ratna enteng.
 
Di luar kegiatan kuliah dan kerja, Ratna aktif berkegiatan di organisasi. Ia tergabung di klab pencinta budaya Jepang. 
 
Tak heran jika Ratna giat menabung demi bisa mengunjungi negara matahari terbit itu. Di waktu luang lainnya, Ratna juga selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke kota-kota lain di negeri paman Sam, terutama yang di sana terdapat teman-teman satu SMA-nya dulu. 
 
Di tahun ketiganya, Ratna sempat pulang sejenak ke Indoenesia, menyapa keluarganya sambil menjalani program magang di sebuah pabrik sepatu di Sidoarjo. 
 
Dari pengalamannya hidup di tempat yang sama sekali baru, Ratna sudah sudah menyerap banyak pelajaran hidup. Selalu merasa lebih berpikiran terbuka, Ratna merasa dirinya kian siap untuk melakukan penjelajahan baru. 
 
"Aku bersyukur bisa kuliah ke luar ngeri. Awalnya, aku pemalu, tapi sekarang jadi lebih bisa bersosialisasi. Aku punya pengalaman di pergaulan internasional. Selain itu, survival skill­­-ku jadi lebih terasah," ucap Ratna.
 
Kini, sebagai seorang fresh graduate, Ratna bahkan sudah menyusun rencana untuk memulai lagi penjelajahan dan pembelajarannya. Beberapa tahun ke depan, Ratna memilih untuk menguji kompetensinya di dunia kerja. Setelahnya, ia mantap untuk melanjutkan studinya ke jenjang master. 
 
"Semua itu kalau ada kemauan pasti ada jalannya. Yang penting kerja keras dan berdoa," tutup gadis bersenyum manis ini. (dt/sl)