JAKARTA (suaralira.com) - Harga emas membalik keuntungannya di akhir pekan ini, terseret penurunan harga minyak.
Melansir laman Wall Street Journal, Sabtu (8/10/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,1 persen menjadi US$ 1.251,90 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas sempat mencapai US$ 1.267,60 per troy ounce pada hari sebelumnya, setelah data tenaga kerja dilaporkan lebih lemah dari perkiraan dan mempengaruhi prediksi rencana kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.
Di sisi lain, harga minyak jatuh menyusul komentar dari Menteri Energi Rusia yang meredam harapan untuk kesepakatan yang lebih luas pada pengurangan produksi. Harga minyak AS baru-baru ini turun 1,3 persen ke posisi US$ 49,81 per barel.
Pergerakan harga minyak terkadang cenderung mempengaruhi harga bahan baku lainnya, termasuk emas. Ini karena banyak investor membeli dan menjual komoditas.
Minyak biasanya menyumbang sebagian besar dari keranjang investasi mereka, di mana pergerakan begitu besar di pasar minyak dapat mempengaruhi komoditas lainnya.
Harga emas sempat menerima beberapa bantuan di awal hari, di mana harga naik setelah data pekerjaan dilaporkan lebih lemah dari perkiraan pada September.
Ekonom yang disurvei The Wall Street Journal berharap ada kenaikan pekerjaan hingga 170 ribu dan tingkat pengangguran 4,9 persen.
Ekspektasi suku bunga yang rendah lebih lama cenderung meningkatkan emas, yang berjuang untuk bersaing dengan investasi yang memberikan imbal hasil.
"Data ini harus mendukung emas setelah seminggu cukup kasar," kata Bob Haberkorn, broker di RJO Futures.
Harga emas turun sekitar hampir 5 persen sejak Jumat lalu, dipengaruhi dolar dan peningkatan harapan bahwa Fed semakin dekat untuk menaikkan suku bunga.
-
Home
- Redaksi
- Indeks Berita