Selidiki Kematian Ribuan Orang, Filipina Resmi Undang Pakar HAM PBB

MANILA, SUARALIRA.com - mengundang pakar HAM Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menyelidiki kematian ribuan orang dalam kampanye memerangi kriminal yang digaungkan Presiden Rodrigo Duterte. 
 
"Istana (kepresidenan) telah mengirimkan undangan kepada Pelapor Khusus PBB Agnes Callamard dan masih menunggu reponsnya," tutur juru bicara kepresidenan Filipina, Ernesto Abella, kepada wartawan seperti dilansir AFP, Kamis (13/10/2016).
 
Sejak Duterte dilantik menjadi Presiden Filipina pada 30 Juni lalu, kebijakan memerangi narkoba dan kriminal yang digaungkannya menewaskan lebih dari 3.300 orang. Kepolisian menyebut, sebagian tewas di tangan polisi, sedangkan sebagian lagi tewas dalam situasi yang tidak bisa dijelaskan. 
 
PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS), serta berbagai kelompok HAM internasional mengungkapkan kekhawatiran atas praktik yang mereka sebut sebagai pembunuhan di luar hukum.
 
Duterte yang kerap berbicara kasar, menolak mentah-mentah tudingan itu dan menyebut kebijakannya merupakan urusan dalam negeri Filipina. Dalam satu kesempatan, Duterte bahkan menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai 'anak pelacur' dan juga Sekjen PBB Ban Ki-moon sebagai 'bodoh' karena mengkritiknya.
 
Bulan lalu, Duterte menantang Sekjen PBB dan pakar HAM internasional untuk mengunjungi langsung Filipina, baik untuk menyelidiki tudingan itu dan menghadapinya dalam debat publik.
 
Sementara itu, pelapor khusus PBB Callamard sebelumnya telah mengumumkan rencananya untuk menyelidiki Duterte, namun otoritas Filipina menolaknya.
 
Kepada AFP beberapa waktu lalu, Callamard menyatakan dirinya juga meminta serangkaian langkah dilaksanakan, demi memastikan orang-orang di Filipina yang berbicara dengannya tidak menghadapi 'balasan' dari pihak manapun. Dia juga meminta jaminan dari pemerintah agar dirinya bebas bergerak dan melakukan penyelidikan di negara tersebut.
 
Dalam pernyataannya, Abella menyebut pemerintah Filipina juga menyelidiki pembunuhan penegak hukum oleh tersangka narkoba. "Agar dia bisa mendapatkan perspektif akurat soal persoalan narkoba di negara ini," terangnya.
 
Duterte dalam pernyataannya beberapa waktu lalu menegaskan, dirinya dan kepolisian Filipina tidak melakukan tindakan ilegal. Seluruh penegak hukum bisa melepas tembakan dan membunuh tersangka jika mereka melakukan perlawanan. (dtc/sl)